Kalau kita mencermati Permenpan No 16 tahun 2009, pasal 11 hurup c angka 2 dikatakan bahwa yang
dimaksud publikasi ilmiah adalah a) publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau
gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal; dan b) publikasi buku teks
pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman Guru. Jadi apakah tulisan populer di
koran bisa disebut publikasi ilmiah? Bisa! Hal ini bisa kita rujuk pada
lampiran ke-1 angka 2 sub unsur melaksanakan publikasi ilmiah pada angka 2.2
hurup g: Membuat Artikel Ilmiah Populer di bidang pendidikan formal dan
pembelajaran pada satuan pendidikannya dimuat di media masa tingkat nasional
dengan angka kredit 2 dan tingkat daerah/ provinsi dengan angka kredit 1,5.
Pertanyaannya kemudian, publikasi
ilmiah sebenarnya identik dengan pertemuan ilmiah kan? Hal ini tentu akan menjadi
tolak ukur yang nyata dalam ukuran keilmiahan karya tulis kita. Sayangnya angka
kredit untuk pembicara pada sebuah seminar nilainya kecil sekali (0,2). Tetapi,
kita bisa berasumsi: nilai tersebut hanya nilai bonus dari makalah kita. Sebab, makalahnya
sendiri dinilai cukup besar, Bahkan penelitian yang diterbitkan di buku yang tersandar
BSNP, nilainya setara dengan makalah yang cukup diseminarkan disekolah dan
disimpan di perpustakaan sekolah! Nilai angka kreditnya sama-sama 4!!!
Jadi jika kita berhitung bahwa
ketentuan publikasi ilmiah untuk IIIb ke IIIc itu 4 poin angka kredit, maka
cukup dipenuhi dengan mengadakan seminar tingkat sekolah dari penelitian kita sebagai
guru, (hehehe mudah kan?). Jadi tidak perlu membayangkan seminar internasional
atau nasional segala macam. Hahahah. Yang jadi masalah, hanya tinggal tanggung
jawab moral. Nah ini dia… inilah yang membedakan guru dengan yang bukan. Ketika kita
meminta pertanggungan jawab moral pada siswa pada hasil belajarnya, kenapa kita
tidak mampu memintanya pada diri sendiri?
Kalau tidak bisa menulis karya tulis ilmiah? Jangan takut! Berdasarkan pasal 20, publikasi ilmiah ini bisa dilakukan secara bersama-sama rekan guru yang lain. Selain bisa mengirit biaya, cara ini juga efektif sebagai salah satu cara berbagi pengetahuan. Tetapi tentu saja menulis sendiri akan memberikan kebahagiaan tersendiri. Menulis itu sederhana sebanarnya, tulislah hal-hal yang dekat-dekat saja. Lihatlah masalah pendidikan di dalam madrasah kita sendiri, banyak masalah kan? MAKA… KAUM GURU MADRASAH… MULAILAH MENULIS!