Senin, 11 Juli 2011

Mengapa pagi?

Dari hidup, mati, kemudian di hidupkan kembali.. itulah hakikat pagi. Pagi adalah kesempatan kedua yang selalu dikatakan orang tidak ada itu. Setiap orang selalu memaksa kita untuk percaya bahwa kesempatan kedua itu tidak ada. Setiap orang selalu memaksa kita untuk percaya bahwa; hati-hati, jangan sia-siakan setiap kesempatan, karena ketika dia sudah terlepas, jangan harap kesempatan kedua akan datang. Tetapi, bagi saya yang setiap malam merasakan tidur sebagai barang mewah, bangun adalah kesempatan kedua yang selalu hadir. Itulah de' javu yang sebenarnya, setiap kita bangun maka di ulanglah pagi jam 6, pagi jam 8, siang jam 12, sore jam 15, petang jam 18, malam jam 21, larut jam 02.. lalu.. kita kembali larut dalam kematian. Menikmati mati layaknya gula-gula, menikmati masa ketika hidup hanyalah siksaan belaka.

Dari hidup, mati, kemudian di hidupkan kembali.. Itulah hakikat pagi. Pagi adalah waktu yang kita miliki untuk mencari kembali yang kemarin tak sempat kita ambil. Kesempatan yang kita sia-siakan, harapan yang terbuang percuma, dan mungkin kasih Tuhan yang terselip entah di mana.. Jujur saja, setiap malam menjelang kita sering menyesali hari yang telah lewat; kenapa aku mesti sia-siakan kesempatan tadi, kenapa aku mesti sia-siakan waktu tadi, kenapa aku mesti sia-siakan kesenangan yang menghampiri tadi, kenapa aku mesti sia-siakan pelukan tadi, kenapa aku mesti sia-siakan cinta yang datang sepanjang hari tadi? Kenapa aku menjadi kesia-siaan? Apakah hakikat hidup di masa depan yang belum tentu kita temui itu? Kalau hari ini hanyalah kumpulan kesia-siaan?

Dari hidup, mati, kemudian di hidupkan kembali.. Itulah hakikat pagi. Pagi adalah kesempatan, pagi adalah harapan, pagi adalah aku, pagi adalah engkau, pagi adalah kita! Siapa yang bisa meyakinkan kita; besok kita akan bertemu dengan pagi lagi? Pertanyaannya kemudian; kesempatan apa yang mau kita ambil? harapan apa yang mau kita raih? cinta siapa yang akan membiru kita? Setiap Pagi kita akan di hadapkan pada pilihan; memerdekakan diri menikmati hidup yang akan membahagiakan kita? atau memenjarakan diri dalam penjara bayangan masa depan yan belum tentu ada?

Dari hidup, mati, kemudian di hidupkan kembali.. Itulah hakikat pagi. Nikmati saja!

2 komentar: