Tampilkan postingan dengan label rumah Matahari. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rumah Matahari. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Maret 2015

Pesan Minggu Ini Untuk Anak-anak Matahariku: Berbuat baik

Anak anaku terkasih
Berbuat baik itu adalah kewajiban kita sebagai manusia. Itu berarti, ketika kita berhenti berbuat baik, maka berhentilah sifat-sifat kemanusiaan kita. Berhentilah kira menjadi manusia dalam setiap indikatornya. Tetapi ada yang seringkali orang tak paham, bahwa berbuat baik juga butuh perencanaan, butuh pengelolaan yang baik.

Anak anakku Cinta ayah...
Kadang, memang kita bersemangat, menggebu-gebu dalam berupaya berbuat baik itu. Tapi tanpa rem, akan membuat kita mengerjakan kebaikan dengan sekaligus nengerjakan keburukan, bahkan kejahatan. Kita harus paham betul kapan kita injak gas, kapan injak rem, dan kalau perlu... dalam situasi tertentu... menginjak pedal kupling. Akselerasi menjadi penting dalam upaya berbuat baik itu. Rasanya memang aneh juga kalau terus menerus menginjak gas. Memangnya hidup itu jalan tol? Mulus? Bukankah di jalan tol pun kita seringkali harus mengurangi kecepatan?

Nak,...
Berbuat baiklah,.. tapi,.. rencanakan dengan baik. Sebab, ketika kau jatuh nak,.... tak semua orang akan datang membantumu dan melakukan peran manusianya,.. berbuat baik. Hati-hatilah nak. Hati-hati.

Rabu, 10 September 2014

Pesan Minggu Ini Untuk Anak-Anak Matahariku: Memasuki Dunia Kampus

Anak-anak Matahariku
Aulia Mega Wardhani Darmawan, Rininta Rolia Sita
Ayah ingin menulis pesan ini dengan sangat serius, menuliskan pengalaman ayah sekolah selama 32 tahun, dari 36 tahun usia ayah, usia om saat ini.

Anak-anak ku, cinta ayah...
Dulu ayah mulai bermimpi memasuki dunia kampus sejak kelas 2-3 SD, Ayah ingin jadi seorang Arkeolog, seorang sejarawan. Ayah sangat tertarik membaca buku-buku tentang inka, maya, mesir kuno, mesopotamia.. walau dulu yang memperkenalkan ayah dengan dunia itu hanya lah beberapa edisi komik Tintin. YA! komik! dari komik itulah ayah banyak belajar, bahwa mempelajari masa lalu itu penting untuk memprediksi, merencanakan masa depan. Tapi kenyataanya mengantarkan ayah ke jalan yang lain. Ayah malah masuk ke jurusan Matematika di IKIP Bandung, kemudian ayah semakin tersesat jauh dari dunia Arkeologi.. Ayah tersesat di dunia Finance.

Tetapi, anak-anakku.. kekasih ayah terhebat...
Ternyata tujuan ayah tidaklah menyimpang terlalu jauh. Matematika lah yang pertama kali mengajari ayah bagaimana mengubah sejumlah pengalaman, data, primbon, pengsui kedalam sejumlah angka. Mempelajarinya dalam sebuah pola. Regresi linier, Parabolik dan seterusnya.. ternyata banyak hal, banyak pengalaman, banyak data dari sejarah masa lalu itu bisa di prediksi dengan mudah dengan bantuan Matematika. Ternyata pula.. di bidang Finance-Keuangan, ayah juga tidak tersesat-tersesat amat. Matematika yang ayah pelajari itu, ternyata menjadi senjata yang baik untuk memahami prilaku keuangan seseorang, atau entitas bisnis yang lebih besar. Semua kejadian dimasa lalu- sejarah keuangan seseorang dan entitas bisnis itu ternyata juga membentuk pola tertentu yang memudahkan kita untuk memahami apa yang terjadi di masa lalu dan apa yang akan terjadi di masa depan.

Anak-anakku terkasih..
Apa yang mau ayah ceritakan? apa yang mau om ajarkan?
Ayah mau bilang, tak penting dimana jalur kalian sekarang berada! yang penting adalah tingkat kalian mempertahankan konsentrasi penuh terus menerus! pada tujuan yang ingin kalian capai! pada hasrat yang kalian pendam selama berbelas tahun ini! tentang apa yang kalian inginkan, tentang apa yang bisa membuat kalian begitu tersentuh, begitu merasa menjadi bagian besar dari hal passion yang kalian dapatkan. Fokuslah, tetap fokuslah pada passion itu, apapun jalurnya. Kalian akan menjadi hebat justru karena differensiasi yang kalian buat, kesamaan jalur yang kalian tempuh dengan orang kebanyakan hanya akan membuat kalian kehilangan makna dan kebanggaan ketika akhirnya kalian meraih sesuatu. Banggalah dengan jalur yang kalian raih atau akan kalian raih di hari-hari yang akan datang itu. Banggalah dengan segala kegagalan, segala peluh, segala kesakitan yang kalian rasakan hari ini. Semua itu pasti akan terbayar, kelak.. di hari yang akan membuat kalian tersenyum bangga itu.

Anak-anak hebatku!
Kebanggaan ayah!!!

Pesan minggu ini untuk anak-anak Matahariku: Memulai Pendidikan di Sekolah Menengah

Lutfiatun Nisa Fauzia Darmawan
Mulai besok, seragam merah mu diganti ya? Seragam biru.. banyak orang bangga sama seragam putih biru itu pi.. banyak orang yang kemarin-kemarin berharap-harap cemas: "bisa ngga ya pakai seragam biru putih dengan logo SMPN anu?" Banyak orang yang mempertaruhkan segala-galanya untuk seragam kebanggan itu, ya segala cara! Sebagai sebuah strategi, menurut ayah, itu sah-sah saja. Bagi kebanyakan orang, seragam adalah manifestasi paling nyata dari isi. Jadi, memang mungkin pi.. seragam itu memang penting sekali. Walau bagi ayah sih, seragam merah putih itu jauh lebih bermakna, lebih hebat! Karena dengan seragam itulah ayah memulai pondasi pendidikan ayah secara formal. Pada masa itulah ayah mulai membentuk diri, mereka-reka masa depan, mematut-matut diri jadi apa ayah kelak.

Lutfiatun Nisa Fauzia, anak ayah...
Seragam biru itu sebenarnya lebih menjadi tanda pi.. inilah garis pemisah itu, antara masa kanak-kanakmu dan masa remaja yang penuh dengan rentetan tanggung jawab. Pada masa biru ini pi.. hidup lebih mengharu biru, perasaan kita akan lebih terasah menjadi manusia sejati atau malah menjadi setan yang hebat. Pada masa ini lah hidup tidak lagi persoalan benar dan salah, tetapi lebih menjadi baik dan tidak tepat. Kita akan dipaksa didorong-dorong untuk memahami wilayah abu-abu. Wilayah yang paling ayah dan kita tak suka. Pada masa ini pi, inilah masa pubertas yang merupakan lanjutan dari masa perubahan fisik yang telah kau lewati kemarin dulu itu. Pada masa remaja ini pula pi.. perasaan menyukai dan keinginan untuk disukai makin menguat. Jika kita mampu mengelolanya menjadi sumber energi, kita akan menjadi remaja yang hebat, penuh semangat dan berusaha tampil lebih menyenangkan setiap hari, setiap saat. Tetapi.. tidak jarang juga perasaan ini akan mengganggu mereka yang tak paham mengelolanya. Diantara kita ada yang malah sibuk mematut-matut diri di cermin, menjadi pribadi yang semata diatur oleh keinginan orang banyak yang mustahil dipenuhi semuanya itu. Karena bukankah setiap pribadi itu berbeda? Bagai mana mungkin kita menjadi pribadi yang menyenangkan semua orang, jika diantara mereka itu mungkin ada keinginan yang saling bertentangan? Olehkarena itu pi.. bentuklah dirimu oleh nilai-nilai yang menurutmu baik saja. Tak perlu berkeras menuruti keinginan semua orang, jadilah pribadi yang menyenangkan, dan salahsatunya adalah juga termasuk menyenangkan dirimu sendiri. Karena seperti yang sering ayah bilang: hanya kau dan bayanganmulah sendiri yang menjalani sampai akhir!

Lutfiatun Nisa Fauzia, gadisku...
Menjadi hebat itu memang menyenangkan, tetapi percayalah: berusaha menjadi hebat itu jauh lebih menyenangkan! Ayah sama sekali tak memerintahkanmu menjadi orang hebat, menjadi orang yang berhasil (apapun itu ukurannya). Ayah hanya ingin melihatmu bahagia, menjalani hidup yang menyenangkan. Tapi berjanjilah satu hal pada ayah, untuk selalu berusaha menajadi orang hebat, menjadi orang berhasil! Kejarlah apa yang kau inginkan dengan perjuangan terhebatmu, maka insya Allah kamu akan menjadi hebat dangan cara dan jalanmu sendiri.

Pi..
Selamat memulai pendidikanmu di SMP, mulailah dengan bismillah setulus-tulusnya. Lalu.. langkahkanlah kaki kananmu itu dengan dengan bangga, tetapkanlah set-pointmu! lalu kejarlah! Ayah percaya, tak sia-sia apa yang telah kita perjuangkan untuk sampai ke titik ini. Dan ayah percaya, titik berikutnya adalah keberhasilan. Keberhasilanmu.. anak kebanggan ayah!

Pesan Minggu ini untuk anak-anak Matahariku: Sibuk, Santai, atau Ingin Sibuk?

@auli Mega Wardhani Darmawan
Kemarin-kemarin ayah sering cerita sama ibu: betapa ayah ingin seperti orang kebanyakan, yang mulai bekerja dari subuh berangkat kerja dan pulang sekitar jam 21.00 Seperti apa yang sudah dilakukan oleh beberapa saudara ayah-ibu. Terus terang awalnya.. ukurannya.. murni uang-materi. Kemudian bergeser pada persoalan keterampilan dan kepakaran yang selama ini sudah dipupuk bertahun-tahun. Mungkin, karena ayah dan ibu berdoa terlalu sering, akhirnya Allah mengabulkan. Mega bisa lihat, hampir setiap minggu ada saja orang yang belajar ke rumah dari pagi jam 09.00 sampai malam, bahkan kadang sampai jam 24.00 kan? Mega bisa lihat, ayah serius mengajar, sampai banyak murid ayah yang malu sendiri minta pulang karena melihat ayah masih semangat mengajar padahal sudah lebih dari 12 jam!
Tapi...
Sebagaimana lajimnya manusia normal.. dalam diskusi ayah dan ibu sampai pada kesimpulan bahwa: mungkin bukan seperti ini yang dimaksud ayah sama ibu dalam do'a-do'a yang selama ini dipanjatkan. Mungkin ayah dan ibu kurang "jentre" menjelaskan keinginan ayah dan ibu pada Allah. Ayah masih merasa hidup ayah terlalu santai, dalam sebulan paling hanya 2-4 hari ayah kerja full dari jam 05.00 sampai 24.00 pekerjaan pokok PNS ayah memang hanya mewajibkan kerja 5 hari kerja, dan hanya berapa jam kantor. Masih banyak sisanya, lalu datanglah pekerjaan pelayanan publik yang menyita waktu ayah hampir 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Kalau soal honor? hehehe kecil banget ga.. kalau soal beramal? wah jangan tanya 'ga ^_^ pekerjaan pelayan publik itu sulit untuk berikhlas-beramal. Kalau yang dilayani tidak lengkap data-berkas... kita harus sabarrrrrr menunggu seakan itu berkas persoalan hidup dan mati kita. Dan... ketika kita yang sedikit terlambat karena kita juga tergantung pada kecepatan orang lain... kita juga harus kembali bersabarrrrrr dimaki-maki untuk keterlambatan yang bahkan bukan keterlambatan kerja kita hehehe menjadi pelayan publik model gini emang bikin ga enak hati. Berharap honor.. jelas ngga imbang.. berharap ikhlas.. kadang juga ngga adil. Jadi jelas, bukan sibuk model ini yang ayah minta sama Allah. ^_^
Kemudian...
Kesempatan baru datang, persis sesuai dengan Do'a: Sibuk full dari jam 05.00 s.d 21.00 dari jam 05.00-14.00 jadi PNS yang sering kali lebih banyak sibuk bengong hahahaha dan dari jam 14.00-15.00 ayah diperjalan, 15.00-17.00 sibuk mengajar Komputer, 17.00-18.00 ayah diperjalanan, 18.00-21.00 ayah mengajar lagi.. akhirnya mengajar Politik-Ekonomi-Bisnis. Rutinitas yang Full senin-Jum'at dan Sabtu-minggu full mengajar dari jam 08.00 sampai 21.00 Akhirnya ga.. waktu sudah sama dengan kesibukan.. kesibukan sudah sama dengan kesenangan yang diimpikan.. dan kompensasi yang sangat layak sebagai bonusnya. Cita-cita ayah tercapai juga. Perjalanan yang panjang.. sangat panjang.

Nah, ga.. @aulia Mega Wardhani Darmawan
Ayah senang mega sibuk di kampus, dari pagi kan? jam 07.00 sudah berangkat... mega pulang rata-rata jam 21.00 sibuk sekali ga? apa ngga cape? ayah bukan melarang, ayah hanya khawatir... Insya Allah ayah mau belikan kamu sesuatu biar ngga terlalu cape (itupun gara-gara ayah kesel kamu  ngga mau juga pake si Vega). Pesan ayah ga.. aturlah waktu, jangan diatur oleh waktu! Sibuk lah di waktunya, santai lah diwaktunya pula. Sekali-kali pastikan mega tetap belajar serius, tugas mega kuliah kan belajar? Ayah menaruh harapan besar. Obrolan kita tadi pagi.. sebetulnya sudah lama ayah diskusikan sama ibu. Mega boleh pulang sampai jam 21.00 tapi mulai Januari rencana sekolah kita, mega mengambil sarjana kedua harus terlaksana ga. Biar lengkap pendidikan mega, Sains Terapan di Teknik Bisnis Garmen dan diperkuat di Manajemen Keuangan kan bagus ga?  ga sia-sia pulang malam (bukan soal gelar mega yang jadi keren Aulia Mega Wardhani Darmawan, S.Teks.,SAB hahaha ngga lah... jangan kampungan! ngomong gelar hari gini tuh kampungan ga!). Bukan berarti mega ngga boleh ikut UKM gitar dan menyanyi... tapi rasanya ga... masa itu sudah lewat, di SMA kemarin dulu... ga masa kuliah itu pendek... hati-hati...

Pesan Minggu ini untuk mu Ra, Matahariku! : Pendidikanmu

Akhirnya i... sampailah engkau pada tahap yang aku cita-citakan untukmu. Kenapa aku begitu merasa berkewajiban menyekolahkan mu i? Kemarin, 2 tahun lalu mungkin engkau merasa sedang di dzolimi, dipaksa-paksa.. cobalah sekarang tanyakan hal yang sama. Dan jawablah dengan tenang. Sekolah bagi ku i.. bukan lah perkara gelar apalagi target jabatan (bodoh sekali kalau ira berpikir sependek itu!) Sekolah, semata-mata alat membuat kita belajar menjadi manusia yang baru terus menerus, secara terprogram, terukur dan berkelanjutan. Dengan sekolah lah i.. kita bisa mengasah diri, belajar menjadi orang tua dari 5 anak-anak gadis kita itu. Sekolah, adalah alat paling sederhana untuk menjadi gerbang pada jutaan-miliaran pengetahuan baru. Memang sekolah bukanlah tujuan akhir kita, ia hanyalah langkah awal. Nah i.. itu pula yang aku ingin kau sampaikan pada anak-anak kita. Bagaimana menjadi seorang pembelajar yang teguh, tak mudah menyerah! Sekolah bukanlah semata-mata persoalan uang, persoalan biaya.. dan kita sudah membuktikan bahwa uang bukanlah faktor! uang hanya sebuah alat kecil dari semangat-visi dari perjalanan kita sebagai manusia.

Sekarang i... kita akan lebih sering dihadapkan pada situasi-keadaan yang kemarin-kemarin sering kau lihat dalam begitu banyak hipotetik model. Dalam situasi itu, pendidikanmu akan diuji, apakah sekedar selembar kertas ijazah, dan waktu-waktu yang terbuang percuma. Atau kah pembuktian terasahnya pola tindakmu oleh begitu banyak model itu. Membangun sebuah model empirik sekarang, bukanlah lagi ajang coba-coba, ajang pembuktian yang berhenti didepan persamaan dan grafik yang dihasilkan Lisrel, Eviews, Amos, SPSS dan Excel. Didepanmu ada dunia nyata dengan kompleksitas variabelnya. Ingatlah i... kecerdasanmu-kemampuanmu tidaklah akan diukur oleh berapa banyak variabel dan kompleksitas model yang kau bangun untuk menyelesaikan masalah nyata itu. Tetapi... Tetapi oleh seberapa cepat dan akurat kau triming variabel yang tak begitu penting dan tingkat kesegeraannya. Inilah waktu yang sebenarnya dan kertas kerja yang  sebenarnya pula.

i... ingatlah hal yang paling pokok: Uang Bukanlah Faktor! dan ketika kau berpaling, kau tak lebih akan berakhir layaknya istri Luth!

Catatan Akhir Tahun: untuk anak-anak Matahariku

Anak-anakku, cinta ayah...
Tahun ini rasanya.. hidup kita mulai relatif lurus-lurus saja. Ayah mulai sibuk mengajar lagi, membimbing banyak mahasiswa sampai jauh malam.. maaf. Rasanya waktu kita semakin sempit. Makin sedikit pula ayah memahami kalian dan perkembangan kalian. Dan ayah sadar, ketidak mampuan ayah memahami kalian sering diintrepretasikan dengan marah, prustasi...buruk sekali...

Tahun ini... anak-anak cintaku
Ayah ingin kemabili terlibat banyak dalam proses pertumbuhan kalian. Belajar bersama lagi, mengerjakan PR-Tugas sama-sama lagi.. Jalan-jalan lagi.. Tapi tahun ini pula, rasanya ayah makin sibuk dengan pekerjaan ayah. Walah bagaimanapun menjadi PNS belum menjadi pekerjaan yang menjanjikan tampaknya.. Jadi ayah harus juga meluangkan banyak waktu untuk mencari celah lain.. memenuhi target-target kita. Target duniawi memang.. kampungan ya? hehehe its ok lah... toh itu sudah on d' track rencana lima tahunan kita.

Anak-anak matahariku
Laporan perkembangan akademik kalian semester ini buruk sekali! betul nilainya lebih dari baik, lebih dari rata-rata kelas. Tetapi apa maknanya jika orang lain jauh lebih baik lagi??? Masa depan itu, hanya cocok bagi mereka yang berani berinvestasi serius dibidang akademik! Semester ini kalian dan ayah akan sama-sama belajar jauh lebih keras lagi, jauh lebih berusaha lagi. TIDAK PENTING MENJADI YANG TERBAIK! TAPI KITA HARUS MEMASTIKAN BAHWA KITA TELAH MEMBERIKAN USAHA TERBAIK KITA! dan ayah lihat semester ini kalian belum! Apa yang bisa kalian pelajari kalau hanya belajar sampai jam 10-11 malam? berapa halaman yang sanggup dipahami hanya dengan waktu secuil itu? Ayo! lebih keras! nilai bukan tujuan! tapi bukan pula mesti berusaha alakadarnya!

Anak-anakku...
Dalam perjalanan hidup ayah yang hampir tiba di ujung ini.. ayah tampaknya makin paham: Kita.. seberapa berimanpun, seberapa hebatnya pun akan sering berhadapan dengan begitu banyak kerikil yang akan membuat kalian "tijalikeuh" urusan sepele yang akan membuat nama baik kalian, nama baik keluarga jatuh, sejatuh-jatuhnya... ingatlah satu hal penting anakku.. berhati-hatilah, sering kali kesalahan dimulai dari perbuatan iseng-iseng belaka. Perbuatan coba-coba.. tapi akan disesali kalian seumur hidup! Dan biasanya.. keisengan ini dimulai dengan salahnya kalian memilih teman, hati-hati!

Anakku!
Tahun depan, target kita sederhana! MENGEJAR!!!

Catatan dipertengahan: Untuk anak-anak Matahariku

Nak,

Ternyata menjadi orang bergaya orang besar dengan ide-ide besar itu mudah. Mudah sekali, tinggal berbicara yang ideal-ideal. Ungkapkan pada khalayak, maka jadilah kalian mirif orang besar. Tetapi persoalannya untuk apa? Jika hanya sekedar berbusa-busa tanpa arti? Dihadapan kalian kelak, dan mungkin saat ini, orang-orang model ini banyak sekali. Tetapi kalian akan lebih sering makan hati jika berharap orang-orang bergaya orang besar itu merealisasikan ide-ide besarnya.



Nak,

Mungkin ayahmu pun seperti itu. Blagu, dengan ide-ide yang idealis, tentang mimpi-mimpi tatanan masyarakat yang adil makmur disekitar ayah. Tetapi, ketika ayah mencoba mewujudkan mimpi-mimpi besar yang mungkin hanya sekedar mimpi kecil remeh temeh didepan orang lain.. sulitnya minta ampun.. sampai memutih rambut ayah.. dan rontok disana-sini.



Nak,

Idealisme dalam sebuah system ternyata hanya akan membentur dinding-dinding kokoh. Yang sulit bergeser, seberapa kuatnyapun kalian berusaha. Ternyata, meminta system berubah itu MUSTAHIL. Tetapi, bukan berarti system itu tidak akan berubah menuju idealisme yang kita agungkan. Setelah mempelajari disana-sini, ternyata masih ada jalan! Lelengkah_halu ternyata lebih bersifat palsafah dari yang ayah kira.



Nak,

Yang ayah takutkan, ayah terlanjur melaksanakan apa yang kata orang "menyesuaikan diri" , "memperbaiki sedikit-sedikit" yang jadi masalah.. jika yang diperbaiki sedikit? maka proses menyesuaikan diri lebih sering kali berarti ada banyak kesalahan yang ayah tolerir, hanya sekedar untuk langkah pertama. Tetapi... Jika langkah ayah terhenti? maka tinggallah kesalahan yang banyak itu yang akan dikenang orang, sedang upaya memperbaiki yang baru sedikit.. hanya akan jadi bahan cemoohan.. lalu dilupakan.



Nak,

Mungkin ini pelajaran bagi kalian. Luruslah, atau tidak sama sekali. Jika batang yang kalian hendak luruskan terlalu besar, keras dan kokoh.. tinggalkan! pilih batang yang lain.. yang kalian yakin kalian mampu. Ingatlah janji ayah.. ketika batang-batang kecil berhasil kalian luruskan... batang-batang besar yang keras dan kokoh itu akan melurus dengan sendirinya. Tanpa kalian minta, batang-batang itu akan mengikuti kelurusan kalian.



Nak,

Hati-hati, niat baik tanpa ilmu sia-sia

Pesan minggu ini untuk anak-anak Matahariku: Kerja keras

Nak...

Hari belum lagi di mulai
Masih banyak yang terlelap. Menikmati setiap klik yang mungkin, menikmati setiap dengkurannya, menikmati setiap tarikan selimut yang menghangati...

Disudut dunia lain, hari ternyata sudah dimulai jauh sebelum itu. Bagi sebagian dari mereka.. hari dimulai justru kemarin, bahkan mungkin kemarin dulu.


Bagi mereka, ini bukan persoalan gaya hidup, prinsip atau apapun lah segala pandangan hidup.. yang sering kita pandang dengan berbusa-busa itu. Rasanya nak.. tak paham ayah.. bagaimana tangan yang melepuh, tulang punggung yang meremuk... dan... dingin yang menyiksa.. dalam baju yang basah berjam-jam, berhari - berminggu - berbulan ... - bertahun?


Kemarin dulu, ayah sering mengeluh nak... tentang betapa santai hidup ayah... bekerja sebagai PNS dengan jam kerja tak lebih dari 8 jam... membosankan... lalu kemarin kemudian... pekerjaan mulai bertumpuk, pesanan tulisan mulai tak tertangani, riset rasanya juga banyak yang menjadi hambar tak berkualitas. Jam kerja ayah mulai membaik... hampir 20 Jam sehari. Mulai berangkat bekerja jam 4 subuh.. dan pulang jam 11.30 malam, itu kalau tak ditambah sisa kerjaan di siang yang tak sempat selesai.






 Lalu mulailah ayah mengeluh lagi, tentang betapa lelah hari yang hampir tanpa istirahat. Padahal bukankah ini hasil dari do'a yang ayah panjatkan dulu itu? Ingin sibuk? Nak... dibandingkan apa yang mereka kerjakan.. tak secuilpun kerja ayah layak disebut kerja keras. Setelah berjam-jam berjuang itu.. inilah hasil mereka.. tumpukan sampah? Tapi mereka masih bisa tersenyum, bercanda, menikmati hari... yang ayah sudah tak lagi punya... Nak, rasanya bukan laki-laki memang.. air mata tak mampu ayah bendung melihat mereka. Nak, disela-sela kesedihan, terenyuh melihat kerja keras mereka dan ... hasilnya..... terselip rasa malu: tentang betapa tak tahu terima kasihnya kita pada Tuhan, yang begitu rajin mengabulkan hampir setiap doa malam kita. Tentang betapa tak tahu malunya kita, yang begitu rajin pula mengeluhkan betapa pemberian Tuhan yang tak juga sesuai dengan apa yang kita inginkan, yang kita butuhkan.

Anakku, terkasih.. cinta ayah
Ayah akui.. tak pandai ayah bertutur pada kalian. Membuat kalian paham pada sesuatu yang ayah sedang ingin kalian memahaminya, ternyata beribu kali lipat sulitnya dari membuat ayah sebelumnya mampu memahaminya. Dengan menulis begitu banyak catatan, ayah berharap.. jika kalian tak paham hari ini.. mungkin nanti.. ketika kalian punya waktu yang lebih luang untuk memahaminya, kalian bisa membacanya lagi. Mungkin berulang kali? Mungkin bahkan ketika ayah sudah tak ada kelak. Tak banyak yang mampu ayah wariskan pada kalian nak... maafkan ayah... karena menjadi ayah yang tak layak...


Pesan ayah nak,...
Bangkit lah.. berhenti berkeluh kesah.. mengeluh ternyata jauh lebih menguras energi kita dari pada: ketika kita kemudian mulai memutuskan dan bergerak untuk bangkit, berubah, menggenapkan diri menjadi manusia yang jauh lebih layak. Mumpung hari,... mungkin masih pagi,...


Dengan Cinta,
Untuk anak-anak Matahariku

Ayah.Dr+

Pesan mendesak untuk anak - anak matahariku

nak,...
Ayah melakukan kesalahan fatal. Gaya ayah dalam memandang harga diri ternyata bisa menjadi bumerang. Bagi kita, yang menjadikan harga diri sebagai nilai tertinggi dalam faktor pembangun nilai.. Ternyata bisa menjadi bumerang. Sering kali ayah lupa, bahwa ayah kini memiliki kalian,.. dan memiliki ratusan murid yang tanggung dalam proses belajar bersama ayah. Harapan yang di sandarkan kalian dan murid-murid pada ayah, terlalu bodoh untuk dibuang dan dipandang dengan sebelah matapun!

nak,...
Sayangnya,.. ayah laki - laki yang tak terbiasa lari jika ada yang menantang. Ayah mungkin pura - pura lupa, kita tak lagi sedang ada dijaman prabu sri badungga maharaja Siliwangi,.. dimana kelaki-lakian dihitung berdasarkan keberanian bertarung untuk saling membunuh jika perlu.

nak,...
19 tahun lalu uwa kalian, kaka ayah. Mengajari hal penting ketika suatu ketika ayah bercerita betapa kurang ajarnya preman di Bandung ketika ayah pertama kali datang. Beliau mengajari ayah:
"wan, punya cita-cita?"
"ya,.." kata ayah.
"punya harapan, kelak cita-cita itu tercapai?" kata uwa melanjutkan pertanyaan.
"tentu,.." kata ayah. "tak sedetikpun iwan ragu bahwa kelak cita-cita iwan akan tercapai"
"nah,... mereka wan,.. preman-preman itu tak punya! Jadi, kita mempertaruhkan masa depan yang kita yakin sekali akan kita raih. Sedangkan mereka tak mempertaruhkan apapun. Apa layak nyawa kita dipertaruhkan dengan sesuatu yang tak sebanding?

nah, nak,...
Itulah yang menghentak ayah barusan... kita punya masa depan. Bertaruhlah dengan layak, pilih lawan yang layak. Nyawa itu mahal,... tapi jika kelak kalian menemukan lawan yang layak itu. JANGAN MUNDUR! BUNUH SAJA!!!

Pesan ayah untuk Aulia Mega, Gadis sulungku

Nak, 18 tahun ya? 18 tahun itu waktu yang panjang untuk membuat kita saling memahami. Mega pasti tahu bagai mana ayah, gelap-terangnya,.. marah-cerianya,.. pun begitu, rasanya ayah paham hampir semua segi tentangmu nak.

Aulia mega, cinta ayah..
Perkaranya bukan soal 18 tahunmu yang telah lewat atau 18 tahunmu yang akan datang. Tetapi soal harapan yang kita obrolkan setiap hari itu ga,.. 18 tahun tapi tak punya mimpi apa-apa??? rasanya kok sia-sia ga? Rasanya sayang menjadi 18 tahun tapi tak paham apa yang mungkin terjadi 18 tahun berikutnya. Bahkan kalau perlu apa yang harus di 18 tahunmu kedepan!

Aulia mega, anakku terkasih..
Mega berbeda dengan adik-adik mega yang lain. Jika kelak ayah tak ada, engkaulah ayah bagi mereka. Tak ada waktu untuk bermanja menjadi gadis ga. Belajarlah menjadi ayah terus menerus. Biar tangguh engkau kelak. Biar paham maknanya menjadi dewasa. Dewasa?

ya nak,..
Menjadi dewasa akan membuatmu tak lagi sederhana lagi. Begitu banyak hal patut kau pertimbangkan dalam mengambil langkah apapun, sekecil apapun, sesederhana apapun dalam hidup keseharianmu. ga,.. tidak ada yang kau lakukan boleh kau lakukan tanpa alasan. Ingat ayah sering mengingatkan ini ga? kalau perlu, jika kita kentut pun,.. kita harus tahu alasannya! kenapa dan mesti kapan?

Nak,..
Menjadi dewasa itu artinya engkau harus mulai rajin bertanya. Belajarlah membangun begitu banyak pertanyaan tentang apa dan mengapa apapun yang kau lakukan. Mempertanyakan diri itu akan membuatmu makin hati-hati. Ingat kata-kata ayah dulu nak. Waktu itu sumberdaya yang paling terbatas. Kekayaan yang paling hakiki, tak bisa dibeli! Menolehpun seringkali tak perlu nak,.. waktu itu terus bergerak,.. tak ada dan jangan pernah berharap ada tayangan ulang!

Aulia mega, gadis sulungku
Jadilah engkau dirimu nak, jangan pernah menjadi ayah. Ayah buruk sekali tak patut kau contoh, tapi belajarlah dari keburukan ayah,.. jauhilah! Belajarlah terus untuk menjadi gadis sulung ayah yang terhebat!

Selamat ulang tahun ke-18 Aulia Mega Wardhani Darmawan, gadis sulungku!

Catatan Diakhir Perjalanan untuk Anak-Anak Matahariku

Aulia Mega, Anakku terkasih
Kenapa suara ayah meninggi ketika kamu tak lulus matakuliah praktikum Fisika? Maaf,.. ayah terlalu memasang target tinggi. Kamu ga,.. yang berlatar jurusan Ilmu Sosial IPS di SMA kemudian meneruskan ke jurusan Teknik di Perguruan Tinggi Negeri pula,.. membawa harapan ayah melambung terlalu tinggi. Ayah menyangka, dengan test IQ yang baik ketika test masuk bisa membuatmu mampu meraih IPK tinggi. Nak,.. IPK 3 terlalu kecil di jaman sekarang. Dimana IPK dan Nilai dari Dosen seringkali menjadi lelucon belaka bagi dosen dan mahasiswa yang serius. Ayah ingin, mega serius ditempat mega sekarang, jangan setengah-setengah! Yang lebih membuat ayah marah, kamu tak lulus hanya gara-gara dosennya malas masuk kelas lalu kehadiranmu taj cukup? Aturan dan dosen model apa itu? Semoga ayah dan ibu tak seperti itu nak :'( Yang kedua, ayah juga marah kau diam saja diusir dari kelas hanya karena teman sekelompok tak bisa jawab pertanyaan dosen. Jikapun iya harus bekerja sama, apa ukurannya? Dan hasilnya angka kehadiramu jadi makin berkurang. Nak,.. ayah tak mengajarimu untuk marah-marah dan kualat pada dosenmu. Tapi ayah juga merasa tak pernah mengajarimu jadi penakut! Nak,.. beranilah untuk bicara bahwa sesuatu itu benar, jika benar. Dan takutlah berbicara membenarkan sesuatu yang kau yakin salah. Insya Allah, saatnya kelak kau ajan paham. Beranilah nak,.. agar layak kau jadi anakku.
Lutfiatun Nisa, cinta ayah,..
Pendidikan itu proses belajar. Tak sekedar perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Tapi lebih dari itu, pendidikan adalah proses mu menjadi manusia yang lebih baik. Ayah lihat, kau tak juga paham. Pi,.. yang membedakan mereka yang berpendidikan dan tidak adalah pada kemampuannya menahan diri. Tahu japan harus bicara, kapan diam. Paham kapan harus bergerak, kapan diam. Tahu kapan harus bertindak lugas-tegas, kapan harus lemah-lembut. Tahu kaoan harus marah, kapan memaafkan. Nak,.. buku-bukumu harusnya membentuk upi menjadi pribadi yang makin kaya. Kaya kebijaksanaan, yang telah orang tulis lewat buku yang kau baca. Jika kau tak berubah setiap selesai selembar buku ka baca, sunggu kesia-siaan. Membacalah terus,.. dan jadilah bijaksana.
Salsabila Shafa Adzra
IQ tinggi itu bisa jadi sia-sia. Proses pemecahan masalah itu butuh waktu ca. Sepintar apapun! Maka, apakah tak lebih cepat jika kita membaca penyelesaian masalah yang telah orang tulis. Kamu tinggal membuat penyesuaian dengan tempat dan kekhasan masalahmu. Jauh lebih cepat,.. itulah gunanya membaca. Apa yang teh Mega bilang tentang kenapa kau satu-satunya diantara kita yang tak pakai kaca mata, dan tanggapan bi Opie,.. mungkin ada benarnya "bagaimana matamu bisa rusak karena membaca sambil tiduran, da cada mah membaca sambil bangun saja jarang?" Seperti sarkastik ca,.. tapi ada benarnya. Jadi,.. andai saja IQ caca yang tinggi itu digabung dengan kemampuan membaca yang baik. Alangkah akan jadi hebatnya caca kan? Membaca lah ca,.. membaca.
Chareen cantik,..
Nazwa kesayangan ayah,..
Pendidikan, sekolah,.. itu nak,.. adalah jalan masa depan. Kecantikan itu senjata nak,.. tapi,.. jamanmu nak. Perempuan itu seksi justru ketika mereka bicara, dan ketika bicara itu sanggup nyambung dengan lawan bicaranya. Perempuan cantik yang ngga nyambung lebih bikin stress dari pada perempuan ngga cantik yang ngga nyambung.

Anak-anak Matahariku, kebanggan ayah
Mulai esok yang tak lama lagi itu,.. kita ajan bersama lagi,.. bertarung menaklukan dunia. Ayah percaya kalian adalah anak yang hebat. Yang yakin betul tahu caranya menjadi perempuan terhormat. Perlakukanlah dirimu dengan hormat,.. maka orangpun ajan melakukan hal yang sama padamu.
Peluk cium ayah,.. ayah sayang,...

Pesan ku untuk mu Salsabilaku

Salsabila, anakku terkasih
Maafkan ayah, yang telah merekam ingatan buruk tentang ayah yang pemarah dikepalamu. Maaf ayah nak. Ayah sadar betul, betapa kalian telah dibesarkan oleh ayah yang tertekan, over reactiv, hampir berkepribadian ganda (meminjam pilihan kata ibumu). Maafkan ayah yang seringkali bingung memilih peran dan karakter yang cocok untuk ditampilkan dihadapan kalian anak-anak matahariku. Terus terang, ayah melakukannya karena ayah penakut. Ayah takut kalian gagal. Dan seperti apa yang telah ayah janjikan kepada kalian,.. ayah akan lakukan apapun,.. apapun untuk membuat hal itu tidak terjadi. Walau kadang "apapun" itu tak saja kalian mudah pahami, bahkan ayah sekalipun seringkali berpikir ulang. Salahkah langkah yang ayah kalian ini ambil? Seperti apa yang telah ayah pesan pada kalian nak, ingatkan ayah bila ayah lupa atau bersalah ya sayang...
Salsabila, cinta ayah
Mulai hari ini, berganti seragammu. Tak lagi merah putih? menjadi biru putih? pesan ayah nak:
inilah hari, kau akan memandang dunia yang lebih luas. Mungkin dunia yang lebih sulit kau pahami dibandingkan memahami ayah yang sering tak kau pahami itu. Dunia yang tak berbelas kasih, penuh tipu daya. Dunia yang hanya paham tujuannya masing-masing (mungkin ayah seperti ayah itu banyak? ). Didunia yang akan kau lewati itu nak, akan banyak orang yang kau temui sedang tersenyum, padahal hatinya sedang memakimu. Didunia yang akan kau lewayi itu nak, akan banyak orang yang kau temui menawarkan kesenangan, padahal mereka sedang menjebakmu. Dunia yang palsu!
inilah hari, kau akan memandang dunia yang lebih luas. Dunia yang penuh dengan orang-orang baik, yang ketika ditanya: kenapa kau lakukan kebaikan itu? mereka akan menjawab: entah lah, hanya ingin saja??? Disudut-sudut tertentu dunia ini akan kau temui orang yang tak paham kenapa mereka harus jadi orang baik. Hanya karena mereka tak paham kenapa harus jadi orang jahat!
inilah hari, kau akan melihat dunia yang saling bertolak belakang itu nak. Itulah sebabnya ayah telah mempersiapkan mu untuk selalu bertanya, kenapa atas segala hal! segala hal yang harus dan tak harus kau lakukan, untuk mempertanyakan berulang-ulang pantaskah atau tidak atas ucapan, tindakan bahkan pikiran yang bahkan baru mau akan kau pikirkan! cek lagi - cek lagi! pastikan kita paham kenapa kita harus atau tak harus melakukan sesuatu!
Salsabila, harapan ayah
Kita, hanyalah keluarga kecil tak berarti. Yang hanya mengandalkan impian untuk bertahan sampai esok yang entah esok mana itu! Kita belum punya apapun untuk membuat kita kokoh, kalaupun kita masih bertahan hidup? mungkin lebih karena hanya belum mati saja,.. cita-cita, mimpi yang begitu sombong kita targetkan seringkali, bahkan tak pernah meleset kan? ayah berharap kita lah tupai yang tak pandai terpeleset itu! Percayalah pada ayah, kita baru dipunggung kaki bukit. Jauh,.. masih jauh,.. tapi tanpa kerja keras,.. rencana itu memang hanya akan jadi mimpi! Bangun ca! Bangun! Jangan biarkan orang lain tertawa karena kegagalanmu! buat mereka tertawa karena keberhasilanmu.
Salsabila,..
Sekolah Menengah, baru lah langkah pertama ke jalan dewasamu. Berjalanlah terus, buat ayah bangga ya nak!
karena dalam mengintipmu disela waktu, ayah telah bangga tanpa kau tahu! teruslah buat ayah bangga, agar bangga kau jadi anak ayah!

Ayah.Dr-

Rabu, 27 Agustus 2014

Mengatur Waktu

Mungkinkah waktu diatur? ataukah waktu semata mengatur kita? Bagaimana menyeimbangkannya? Waktu itu persoalan yang sangat penting, krusial. وَالْعَصْرِ kata Allah. Itulah sebabnya kemudian saya banyak merenung tentang waktu. Tentang sumberdaya yang sangat terbatas ini. Seorang teman disebrang lautan (Noraizan bt Brahim) mengingatkan saya dengan pertanyaannya: "Blog yang ada petanya itu milik pak Darmawan?",... Innalillahi... waktu yang hampir tak ada lagi untuk menulis. Bahkan jangankan untuk menulis, untuk merenung pun sekarang tak ada lagi waktu yang luang.
Semenjak tanggung jawab ini, hilanglah waktu yang sedemikian berharga itu. Sikap saya terhadap tanggung jawab memang menjadi tak tepat. Padahal Muhammad pernah mengingatkan:
إن لربك عليك حقا, وإن لبدنك عليك حقا, وإن لأهلك عليك حقا وإن لزورك عليك حقا, فأعط كل ذي حق حقه.
"Sesungguhnya pada Rabb-mu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada dirimu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada diri keluargamu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada orang yang datang kepadamu ada hak yang harus anda tunaikan, maka berilah setiap bagian akan haknya"
Terbayanglah kemudian kebiasaan membaca buku yang tiba-tiba ikut hilang. Setiap minggu biasanya cukup waktu membaca 2-3 buku. Sekarang 1 bukupun tak selesai padahal sudah hampir 8 bulan??? Terbayanglah pula anak-anak yang terpaksa belajar sendiri, karena orangtuanya, saya, telah abai terhadap hak mereka atas perhatian.
Lalu bagaimana waktu ini mesti diatur? Pertanyaan ini menjadi sulit dijawab dalam bentuk tulisan. Karena tentu tulisan-tulisan saya kelak harus bisa dipertanggungjawabkan. Bagaimana sanggup mempertanggungjawabkan jika mampu mengimplementasikannya pun belum mampu? Mungkin kelak, saya akan menuliskan pengalaman manajemen waktu ini dengan seluruh try and errornya ^_^

Senin, 16 Agustus 2010

Ikanku

Ini kali ke 3 kolam renang anak-anak di tanami ikan. Kali ini kita tanamin ikan bawal item yang mirip piranha, mujair item sama mujair merahkuning.
Nanam bawal juga bukan tanpa maksud, itu biar kalo malem-malem ada yang iseng mancing di kolam kita pada kecele. Soalnya, gigi bawal itu tajem sekali. Jadi tali pancing para pencoleng itu pada putus deh.. haha.
kita juga ada teknik khusus lain soal para pencoleng ini. kolam kita, kita isi sampah dari taman, kaya daun cemara dll yang kita potong. ga kita buang, tapi kita manfaatin buat kolam. jadi pas para pencoleng itu nurunin tali pancing..nyangkut deh di daun daun itu haha. yang agak sulit musuh kita itu, ya..... kucing.
mereka yang kadang jumlahnya sekali bertamu tuh ga kira kira.. hehe.. mereka termasuk petarung juga. bisa anteng berjam jam nungguin kesempatan.
gimana engga, ikan kita juga sih yang keganjenan iseng kerjanya mejeng di permukaan air. HUH..
ya sudah lah.. yang penting kalo suatu saat ada tamu trus pas kita lagi bokek ya suruh mancing aj.. trus bakar ikan deh..  tamunya seneng.. kita juga ga mesti ngemodal lagi.. minat?