Kamis, 21 Juli 2011

Disorientasi Kepala Madrasah

Apakah benar madrasah adalah sekolah kelas dua? Kata om wiki Madrasah merupakan sebuah kata dalam bahasa Arab yang artinya sekolah. Asal katanya yaitu darasa (baca: darosa) yang artinya mengajar. Di Indonesia, madrasah dikhususkan sebagai sekolah (umum) yang kurikulumnya terdapat pelajaran-pelajaran tentang keislaman. Madrasah Ibtidaiyah (MI) setara dengan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Aliyah (MA) setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Setelah kurang lebih 6 tahun berada di lingkungan madrasah, ada yang menggelitik saya mengenai ketokohan kepala madrasah. Baik dalam fungsinya sebagai pendidik/guru maupun sebagai pimpinan para guru di madrasah. Kepala Madrasah sedikit banyak akan menentukan arah dan tujuan para guru, dan para murid yang jumlahnya ratusan sampai ribuan dalam satu madrasah itu arah dan tujuannya di tentukan oleh para gurunya. Jadi kedudukan kepala Madrasah tentu bukan kedudukan main-main. Bukan kedudukan lelucon yang bisa dikerjakan sambil angin lalu. Alangkah bodoh kalau sampai ada kepala madrasah model ini. Coba kita sedikit berandai. Sebagai guru, seorang kepala madrasah berkewajiban mengajar sebanyak 6 jam. Kurang lebih setara 2 kelas dengan jumlah murid 30-40 siswa. Untuk tugas yang relatif paling sepele dari seluruh tugas dan kewajiban kepala madrasah ini, coba kita cacah; berapa orang kepala madrasah negeri seluruh Indonesia yang memenuhinya? Banyak alasa yang di kemukakan seperti pekerjaan sebagai kepala yang super sibuk dll. Tetapi marilah kita mencoba sedikit jujur.. "emang jadi kepala madrasah itu sibuk beneran? hehe...". Kenapa pemenuhan kewajiban ini menjadi penting? Kurikulum, metode, dan tektek bengek lain seputar pendidikan itu terus berkembang, tanpa mengalami langsung permasalahan pendidikan, tanpa tahu betul seluk beluk problematika pedidikan di lapangan.. hanya akan membuat kepala madrasah sangat pintar, sangat berprestasi, sangat mumpuni.. hanya pada saat dia diangkat menjadi kepala madrasah. Bagai mana tidak, dia telah kehilangan pengalaman sebagai guru terbaiknya. Mungkin benar ketika sang kepala madrasah diangkat menjadi kepala dia adalah orang / guru paling berprestasi, tapi tanpa mengasah diri dengan pengalaman.. dia hanya akan berkarat, keropos, dan lama-lama patah karena tak mampu menghadapi zaman, menua da mati.
Kedua, ada sedikit ketidaknyamanan bagi saya setiap melihat kepala madrasah yang memiliki tipikal "aku atasan para guru". Dalam prinsip manajemen jaman fir'aun pacara dulu, mungkin prinsip ini benar, baik dan layak di terapkan. Tetapi pada jaman sebegini moderen? PLEASE DEH! ini jaman ketika setiap organ madrasah adalah teman sejawat, rekan seperjuangan untuk mencapai tujuan masing-masing (kalau tujuan masing-masing menjadi tuhan). Bagai mana tidak? bukankah tujuan kita adalah keberhasilan? Jika seorang guru yang kita pimpin berhasil, apakah itu bukan berarti keberhasilan kepala madrasah? pun begitu sebaliknya bukankah keberhasilan kepala madrasah merupakan akumulasi keberhasilan para guru? Andai saja setiap orang di madrasah bahu membahu mencapai tujuan (yang katanya tujuan masing-masing itu), maka madrasah tentu akan maju dengan sendirinya. Pola kepemimpinan pelayan lah yang harus kita tonjolkan, karena sebagai pegawai negeri kita memang pelayan! abdi negara, pelayan masyarakat! Masyarakat mana yang paling dekat dengan kepala madrasah yang harus di layanai? Tentu para guru dan muridlah masyarakat yang terdekat itu.
Ketiga, Andai saja hal pertama dan kedua dipenuhi kepala madrasah. Maka kepala madrasah akan menemui kenyataan bahwa; pergerakan, kemajuan pendidikan itu sebegitu cepat. Sehingga pengetahuan para guru yang lulusan 5, 10, bahkan 15 tahun yang lalu telah jauh kadaluarsa. Maka kepala madrasah akan paham, bahwa pengetahuan itu harus secepatnya di upgrade. Ada banyak cara untuk itu (1) berikan kebebasan kepada para guru untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi. Jangan takut tersaingi! sebab bukankah kebahagiaan kita sebagai guru jika murid kita menjadi orang yang leih pandai dari kita? bukankah itu tujuan pendidikan yang sebenarnya? dan bukankah kita sebagai kepala madrasah akan bisa berbangga mengatakan "lihat di madrasah yang saya pimpin pendidikan gurunya yang sarjana sekian orang, yang pascasarjana sekian orang.." dan bukankah hal itu akan menjadi perstise tersendiri bagi madrasah kita? dan berarti prestise bagi kita sebagai kepala madrasah? Bayangkan jika di madrasah yang kita pimpin penuh dengan sarjana, magister, doktor? Bukan tidak mungkin madrasah yang kita pimpin akan menjadi madrasah percontohan kan? Karena pendidikan tinggi akan menimbulkan idealisme baru, inovasi baru?! (2) kembangkan MGMP para guru, kata siapa MGMP butuh biaya? Apa tidak bisa kalau MGMP dikembangkan dari, oelh dan untuk guru? sebagai kepala Madrasah paling banter keterlibatan kita dalam pembiayaan MGMP sebatas kalau ada IHT belaka, itupun hanya temporal kan? Tetapi bayangkan pengetahuan dari hasil diskusi yang dilakukan secara terus menerus oleh para guru tersebut? Sebagai penghargaan; apa susahnya para guru diberi sedikit konsumsi ketika diskusi di MGMP tidak perlu mahal-mahal yang penting perhatian dari kepala madrasah! sedikiiiit itu juga sudah lebih dari cukup, minimal ada lah...
Keempat, kenapa kita harus selalu mencari alasan dana untuk menutupi ketidakmampuan kita memimpin madrasah? Apa benar madrasah miskin sumber dana? haha jangan mengada-ada lah.. madrasah di kementerian agama itu sumber dananya berlimpah, sangat berlimpah malah. Apa yang tidak bisa kita kerjakan? Apapun bisa dengan dana sebesar itu! Bisa! Sangat bisa malah! Kenapa kita mesti berhitung materi? bukankah ketika keberhasilan datang, materi akan mengikuti? Kenapa uang mesti menjadi tuhan? Kenapa tidak bersabar sampai saatnya tiba? Dengan dana yang berlimpah itu ada banyak program yang bisa kita kerjakan, mulai dari peningkatan mutu guru, peningkatan mutu pembelajaran, dan kenapa tidak untuk peningkatan mutu kepala madrasah? Bukankah hal itu halal dan sah?
Kelima, kuantitas murid/siswa tentu akan menjadi indikator utama bagi kalangan masyarakat awam untuk menilai kualitas sebuah madrasah. Sebuah indikator yang tidak begitu baik, tetapi realita yang tidak bisa di salahkan kan? Bagaimana meningkatkan jumlah murid? Dengan prestasi dan ramainya kegiatan akademik/non akademik tentu saja. Biasanya para kepala madrasah akan berkilah mengenai keterbatasan dana. Yang menjadi masalah; apakah setiap kegiatan akademik dan non akademik itu selalu berkorelasi dengan biaya? Inilah yang jadi masalah, kita relatif tidak mau berkorban dulu, berinvestasi. Mungkin karena intuisi bisnis yang rendah, mungkin karena takut melepaskan uang yang sudah di tangan tidak kembali lagi hehe. Saudaraku, jangan begitu lah... yakinlah dengan memilih guru-guru dengan idealisme dan inovator terbaik untuk mengelola kegiatan tersebut pasti investasi kita akan kembali. Itupun kalau kita ingin memandangnya sebagai investasi.
Ada banyak cara sebenarnya dan sudah saya coba dokumentasikan dengan baik rencana itu dalam buku saya "manajemen kinerja dan penerapannya di dunia pendidikan" dan tentu saja dalam buku saya "Masterplan tahunan sebagai Kepala Madrasah" hehe sebagi persiapan kelak kalau kesempatan itu datang! (do'a yang kadang malu saya ucapkan.. gimana tidak.. minta jabatan? hehe kapok! ngga gua banget!

Senin, 11 Juli 2011

Mengapa pagi?

Dari hidup, mati, kemudian di hidupkan kembali.. itulah hakikat pagi. Pagi adalah kesempatan kedua yang selalu dikatakan orang tidak ada itu. Setiap orang selalu memaksa kita untuk percaya bahwa kesempatan kedua itu tidak ada. Setiap orang selalu memaksa kita untuk percaya bahwa; hati-hati, jangan sia-siakan setiap kesempatan, karena ketika dia sudah terlepas, jangan harap kesempatan kedua akan datang. Tetapi, bagi saya yang setiap malam merasakan tidur sebagai barang mewah, bangun adalah kesempatan kedua yang selalu hadir. Itulah de' javu yang sebenarnya, setiap kita bangun maka di ulanglah pagi jam 6, pagi jam 8, siang jam 12, sore jam 15, petang jam 18, malam jam 21, larut jam 02.. lalu.. kita kembali larut dalam kematian. Menikmati mati layaknya gula-gula, menikmati masa ketika hidup hanyalah siksaan belaka.

Dari hidup, mati, kemudian di hidupkan kembali.. Itulah hakikat pagi. Pagi adalah waktu yang kita miliki untuk mencari kembali yang kemarin tak sempat kita ambil. Kesempatan yang kita sia-siakan, harapan yang terbuang percuma, dan mungkin kasih Tuhan yang terselip entah di mana.. Jujur saja, setiap malam menjelang kita sering menyesali hari yang telah lewat; kenapa aku mesti sia-siakan kesempatan tadi, kenapa aku mesti sia-siakan waktu tadi, kenapa aku mesti sia-siakan kesenangan yang menghampiri tadi, kenapa aku mesti sia-siakan pelukan tadi, kenapa aku mesti sia-siakan cinta yang datang sepanjang hari tadi? Kenapa aku menjadi kesia-siaan? Apakah hakikat hidup di masa depan yang belum tentu kita temui itu? Kalau hari ini hanyalah kumpulan kesia-siaan?

Dari hidup, mati, kemudian di hidupkan kembali.. Itulah hakikat pagi. Pagi adalah kesempatan, pagi adalah harapan, pagi adalah aku, pagi adalah engkau, pagi adalah kita! Siapa yang bisa meyakinkan kita; besok kita akan bertemu dengan pagi lagi? Pertanyaannya kemudian; kesempatan apa yang mau kita ambil? harapan apa yang mau kita raih? cinta siapa yang akan membiru kita? Setiap Pagi kita akan di hadapkan pada pilihan; memerdekakan diri menikmati hidup yang akan membahagiakan kita? atau memenjarakan diri dalam penjara bayangan masa depan yan belum tentu ada?

Dari hidup, mati, kemudian di hidupkan kembali.. Itulah hakikat pagi. Nikmati saja!

Kamis, 23 Juni 2011

Kekuasaan: antara Cita-cita dan Lelucon yang Memalukan!

Sebagai pemuja Yoshistune no Minamoto.. rasanya menyebalkan melihat orang-orang Machiavellist. Bagai mana tidak, melihat orang yang mengaplikasikan The Prince sebagai cara pandang, cara hidup.. rasanya memuakkan. Walaupun tentu saja dalam kultur budaya Indonesia jarang kita menemui orang yang blak-blakan sebagai pengatut Machiavellisme. Bahkan untuk sekedar aplikator "Vom Kriege"nya Jendaral Clausewitz. Baik kaum materialisme Feuerbach  ataupun kaum sintesisnya Hegel  bagi saya pun semua sama saja.. Kenapa kita mesti mengamba kekuasaan? Bukankah pada awalnya kekuasaan adalah alat untuk berbakti pada rakyat dengan sebesar-besarnya? Bukankah pada awalnya kekuasaan adalah idealisme bagi mimpi mensejahterakan rakyat banyak?
Walau bagaimanapun pemikiran Lucian W.Pye dan Sidney dalam buku Political Culture and Political Development, mereka mengatakan :”The political culture of society consist of the system of empirical believe expressive symbol and values which devidens the situation in political action can take place, it provides the subjective orientation to politics.....The political culture of society is highly significant aspec of the political system”. Seharusnya menjadi pembenaran pada pemikiran Soekarno muda, seperti yang bisa kita baca di Dibawah Naungan Bendera Revolusi. Soekarno yang belum haus kekuasaan. Kita memang tidak pernah bisa bergerak ke barat, kita juga tidak perlu bergerak ke timur. Kita tida perlu jadi terlalu kiri, kita tidak perlu terlalu kanan! Kita adalah kita dengan pijakan bumi yang berbeda. Tapi itulah manusia yang sama.. mereka yang memburu kekuasaan dengan serius, dengan main-main, baik secara terbuka ataupun sambil malu-malu rasanya tetap malu-maluin!
Rasa-rasanya kita harus mengukur idealisme kita, mengukur perasaan kita sendiri.. DENGAN JUJUR… Secara definisi Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Dan cara mempengaruhi orang lain amat-sangat tergantung pada niat mencapai kekuasaan. Rational Persuasion, Adalah siasat meyakinkan orang lain dengan menggunakan argumen yang logis dan rasional. Inspiration Appeals Tactics, Adalah siasat dengan meminta ide atau proposal untuk membangkitkan rasa antusias dan semangat dari target person. Consultation Tactics, Terjadi ketika kita meminta target person untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang kita agendakan. Ingratiation Tactics, Adalah suatu siasat dimana kita berusaha untuk membuat senang hati dan tentram target person, sebelum mengajukan permintaan yang sebenarnya. Personal Appeals Tactics, Terjadi ketika kita berusaha mempengaruhi target person dengan landasan hubungan persahabatan, pertemanan atau hal yang bersifat personal lainnya. Exchange Tactics, Adalah mirip dengan personal appeal tactics namun sifatnya adalah bukan karena hubungan personal semata, namun lebih banyak karena adanya proses pertukaran pemahaman terhadap kesukaan, kesenangan, hobi, dsb. diantara kita dan target person. Coalition Tactics, Adalah suatu siasat dimana kita berkoalisi dan meminta bantuan pihak lain untuk mempengaruhi target person. Strategi kemenangan karena jumlah pengikut dipakai dalam siasat ini. Pressure Tactics, Terjadi dimana kita mempengaruhi target person dengan peringatan ataupun ancaman yang menekan. Legitimizing Tactics, Adalah satu siasat dimana kita menggunakan otoritas dan kedudukan kita untuk mempengaruhi target person.
Nah, bahaya dari niat pada tataran implementasi adalah pada cara. Tipu muslihat yang dilakukan orang yang ingin mengejar kekuasaan kadang menakutkan.. karena bukankah kita kesulitan membaca hati dan pikiran orang. Pernah dalam satu obrolan dengan salah satu atasan saya di Kemenag “wan hati-hati kalau bicara sama orang struktural mah. Para pejabat itu, bisa dengan sangat ramah di depan kita, bermanis-manis, tersenyum. Tapi dalam hati, setiap mereka sedang mencari celah.. kapan bisa menjatuhkan kita, merebut atau mempertahankan jabatan. Itulah sebabnya jabatan (kekuasaan) itu sifatnya amat-teramat panas. Jika tak hati-hati bisa-bisa kawan seiring yang membusukkan kita.. hati-hati…” Pesan yang sering kali membuat saya tak sekedar menjadi hati-hati pada lawan bicara, tapi juga sambil mengukur, seberapa berbahaya lawan bicara kita. Bahkan lebih dari itu, perasaan was-was kadang membelenggu.. perasaan hebat yang membuat kita seperti binatang yang selalu waspada.
Bukan hal yang berat sebenarnya menjadi “yang waspada” karena bukankah kita harus seperti itu adanya? Tetapi jika hal itu kita lakukan semata-mata karena ketakutan pada para perebut kekuasaan, pada para penguasa yang juga ketakutan.. alangkah bodohnya? Tapi bagai mana kita bisa memagari diri dan orang lain dari kekuasaan yang busuk? Apakah demokrasi adalah jalan keluar? Sayangnya seringkali demokrasi di pandang sebagai kekuasaan pada suara terbanyak, padahal tidaklah seperti itu. Suara terbanyak itu bersifat terbatas dan harus di batasi (al-Nisa 59) dan (al-Ahzab: 36). Prilaku brutal dari orang yang menuhankan kekuasaan memang harus di waspadai. Cobalah sekali-kali memandang kanan-kiri, lihatlah orang-orang yang kemaruk kekuasaan itu. Lihatlah di cermin sekali waktu, dan coba sedikit memastikan diri.. apakah bukan kita si gila kekuasaan itu? Jika ya.. hati-hatilah pada orang di cermin itu.. sebab dia jauuuuuh lebih berbahaya dari musuh manapun.. sebab selama musuh tak terlihat, kita harus hati-hati.. sebab jika musuh si gila kekuasaan itu adalah kita sendiri.. dia lah yang paling pintar mencari pembenar atas kegilaannya.. hati-hatilah musuh yang paling berbahaya, adalah musuh yang sulit di prediksi.. ketika musuh adalah diri kita sendiri.. dia akan cepat sekali paham atas segala cara yang kita gunakan untuk menumpasnya, karena dia paham betul, karena dia tahu betul, karena dia adalah kita. Hati- hati lah!

Senin, 20 Juni 2011

Kesibukan yang tidak perlu!

Kadang.. kita bingung kalau kita sepi pekerjaan. Kadang kita di bingungkan oleh bertumpuknya pekerjaan, saking banyaknya, kita lalu menyerah.. haha.. itulah kebanyakan kita yang seringkali kehilangan oriantasi hidup. Memaknai hidup melulu dengan kaca mata duniawi semata-mata. ukuran duniawi memang seringkali mengungkung kita dengan penjara yang lebih keras dari yang kita sangka.

Kadang.. kita lupa.. apa tujuan kita bekerja, mencari pekerjaan, memaknai pekerjaan. Coba sekali-kali kita merenung. Kita sibuk sekali sampai keluarga yang membutuhkan kita, kita bengkalaikan.. hmm itu karena tujuan kita yang mencintai keluarga dengan jalan menapkahi kebutuhan duniawi mereka yang terlalu hebat! salahkah kita? Rasanya tidak juga sih.. tapi seringkali kita berhadapan dengan anggota keluarga yang lebay.. merasa terasing dan di asingkan oleh kita.. padahal bukankah kita mencari nafkah buat mereka juga? Kearifan kadang memang omong kosong belaka. Karena kebijaksanaan itu sangat relatif terhadap kebijaksinian. Segala yang kita bijaksana itu sangat subjektif.

Kadang.. kita terhenyak. Dimana kita? Kita yang terasing oleh pengasingan diri kita sendiri. hmm akhirnya kita terduduk.. Dan makin masuk kedalam ragawi yang makin memasung kita dalam diri kita sendiri. Kesendirian yang kita bangga-banggakan, akhirnya menjadi semu. Karena kita lalu kesepian.. sepi sekali.. Dan ketika kesadaran yang terlambat itu datang; kita tak lagi mampu memahami orang lain, pun begitu.. orang lain akan sangat kesulitan memahami kita.

Kadang akhirnya kita harus mengambil keputusan.. menarik diri.. jauh.... kedalam alam kita sendiri.. ya sudahlah.. dari pada menjadi aneh di depan orang.. lebih baik menarik diri.. mengubur.. menjadi abu.. menjadi angin.. menjadi udara.. menjadi diri...

Senin, 23 Mei 2011

pelupa

setelah stress dari malem ga bisa ngebuka blog ini gara2 lupa passnya heuheu akhirnya perjuangan ini berakhir juga.. entah bagai mana blogspot menawarkan sy memasuki Rumah Darmawan dengan nama account lain.. syukurlah..
blog ini ngga cuma sekedar tempat berpikir sih.. ini kan salah satu warisan buat anak-anak *_^ hmm gara-gara banyak pikiran.. jadi lupa di slot mana pass blog ini di simpan..
hmm syukurlah..

Minggu, 13 Maret 2011

menarik diri

kapan sih kita menarik diri? kenapa mesti menarik diri? beberapa hari yang lalu saya bikin tulisan kecil di FB

menggelap

oleh Darmawan Soegandar pada 06 Maret 2011 jam 9:07
 bagai mana mungkin bisa..

aku tersesat
arah ku hilang

ketika semua berevolusi ke titik terjauh
benarlah copernicus
sentrifugal melemparkan kita saling menjauh

tak matahari
tak bulan
 

aku pun menggelap
menarik diri ke jejak cahaya di ujung semesta
mencari kau di tepian gelap okeanos

aku yang merindu cahaya
aku tak mungkin berlayar lagi
tersesat oleh petunjuk arah yang hilang

tapi sejak tadi malam, iseng-iseng main gitar.. nyanyiin lagu no matternya boy zone
...
No matter who they follow
No matter where they lead
No matter how they judge us
I'll be everyone you need


No matter if the sun don't shine (sun don't shine)
Or if the skies are blue (skies are blue)
No matter what the end is
My life began with you


I can't deny what I believe (what I believe, yeah)
I can't be what I'm not
(I know, I know) I know this love's forever
That's all that matters now

No matter what
No matter what (no, no matter, no)
No, no matter
That's all that matters to me

...

banyak kesimpulan soal menarik diri jadi berubah.. secara psikologis; Menarik diri adalah suatu keadaan seseorang yang mengalami ketidakmampuan untuk mengadakan  hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada orang dengan perilaku menarik diri sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana seseorang melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia  jadi pasif dan berkepribadian kaku, seseorang menarik diri juga melakukan pembatasan  (isolasi diri), termasuk juga  kehidupan emosionalnya, semakin sering seseorang menarik diri, semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial dan emosional dengan orang lain.
tapi sepertinya, terkadang kita memang harus belajar tahu kapan kita menarik diri atau tidak. proses yang kelak jangan sampai kita sesali. walau bagai manapun kata boy zone
I can't deny what I believe (what I believe, yeah)
I can't be what I'm not
(I know, I know) I know this love's forever
That's all that matters now
...
sepertinya kita memang harus hati-hati memilih, setiap kita di persimpangan jalan. karena yang penting adalah tujuan!
And I will keep you safe and strong
And shelter from the storm
No matter where it's barren
A dream is being born
...

Sabtu, 26 Februari 2011

Menjadi Guru

kemarin siang teman seangkatan melamar ke bank syariah mandiri tilp  "pa, ini pa darmawan yang melamar ke bank syariah mandiri" dst pembicaraan berlanjut ketika akhirnya saya tahu bahwa tidak hanya saya yang mempertaruhkan masa depan dengan keluar dari pns Kemenang untuk berburu masa depan, masa depan anak-anak matahariku..
si teman ini ini juga ternyata karyawan BRI dengan masa kerja yang lumayan panjang. kalau tidak salah ingat dia bilang sudah 8 tahun mengabdi di BRI. dia tanya "giman pa, sudah ngajuin pensiun dini? " pertanyaan yang juga di ajukan pada dirinya sendiri, karena dia juga berterus terang ragu untuk keluar dari BRI. cita-cita dia keluar dari BRI sederhana saja "ingin berbakti untuk syariah" katanya.
trus.. aku jadi berpikir juga.. kalau aku keluar dari Kementrian Agama atas cita-cita apa? padahal cita-cita sejak awal kan jadi guru? dan sudah pasti di Bank Syariah Mandiri tidak mungkin jadi guru? hmm kepala ini masih berharap sebenarnya.. Kemenag mengabulkan permohonan yang sudah 4 tahun di ajukan.. mutasi ke fungsional guru. kesepakatan sama istri pun seperti itu, jika ternyata Kemenag mengabulkan permohonan mutasi ke fungsional guru.. ya sudah rencana berbakti di Bank Syariah Mandiri batal.
kadang suka jadi sedih.. kalau lihat rekan-rekan guru yang bekerja asal-asalan.. tanpa visi yang jelas tentang masa depan murid-muridnya mau di bawa kemana.. akhirnya rekan-rekan ini pun tak punya program dan agenda yang terstruktur.. paling banter ya hanya sekedar mengikuti kemana angin bertiup,, kemana air mengalir.. sayang sekali.. padahal di luar sana..... begitu banyak orang yang ingin jadi guru dan mempersiapkan diri dengan setumpuk rencana dan idealisme.. cita-cita mengantarkan murid-murid menjadi orang yang lebih baik dari dirinya.
pernah suatu hari.. melihat buku-buku karya mahasiswaku (saya terbiasa melakukan pembelajaran kontekstual berbasis proyek dan salah satunya adalah membuat buku untuk mata kuliah apapun) anakku yang paling besar aulia mega wardhani bilang "yah.. itu mah buku-bukunya lebih bagus dari buatan ayah! haha" katanya. dia pikir saya akan malu kalau di bilang begitu, begitu juga rekan-rekan kerja saya sering berkomentar seperti itu.. padahal ADALAH SEBUAH KEBANGGAAN TERTINGGI BAGI SEORANG GURU JIKA KEMAMPUAN MURIDNYA MELAMPAUI GURUNYA, KARENA BERARTI SANG GURU TELAH BERHASIL MENGAJARI MURIDNYA. dan itulah memang yang selama ini saya lakukan.. saya mengerasi mereka dengan disiplin, visi dan harapan saya.. agar mereka tak jadi arang lalu mendebu.. ketika semester ini hampir berakhir.. dengan bangga saya ingin bilang pada kalian 300-an mahasiswa saya semester ini. SAYA BANGGA MENJADI BAGIAN DARI PROSES BELAJAR ANDA SEMETER INI, saya bangga melihat karya-karya anda yang jauuuuuuh melampaui harapan dan bayangan saya.. SAYA BANGGA BUKAN MAIN, dan saya bahagia menjadi guru anda.. walau tempat kerja resmi saya masih bilang "anda tidak cukup kompeten untuk menjadi guru!"

Rabu, 23 Februari 2011

Inilah Negeriku: Indonesia

setiap kali saya mendengar lagu
.... tanah air ku tidak kulupakan
kan ku kenang sepanjang hidupku
walaupun aku pergi jauh
tak akan hilang dari kalbu..
setiap kali juga kemudian saya menjadi bertanya-tanya seberapa Indonesia kah saya. dan bagai mana saya mesti mematok indikator yang valid atas ke-Indonesiaan saya? Apakah nasionalisme itu sebenarnya? kata Bung karno “ Tetapi….. tetapi… memang prinsip kebangsaan ini ada bahayanya ! Bahayanya ialah mungkin orang meruncingkan nasionalisme menjadi chauvinisme, sehingga berpaham…. Indonesia Uber Alles “. Inilah bahayanya ! Kita cinta tanah air yang satu, merasa berbangsa yang satu, mempunyai bahasa yang satu. Tetapi Tanah Air kita Indonesia hanya satu bahagian kecil saja daripada dunia ! Ingatlah akan hal ini !. “
seperti apa sebenarnya penghargaan kita pada ke Indonesiaan kita? dalam memandang diri kita di dunia internasional?

Agak terhenyak saya beberapa waktu yang lalu melihat berita di TV One. bagai mana tidak seorang bugis di wawancara mengenai ke Indonesiaannya, dia menjawab " Indonesia adalah Ibu pertiwiku dan Malaysia adalah Bapak pertiwiku, karena Indonesia lah yang melahirkanku tapi terus terang Malaysia lah yang memberiku makan" mendengar ini saya merasa sedih.. (terus terang saya menangis mencucurkan air mata (kadang sepertinya tak layak disebut laki-laki)) apalah hendak dikata. Bumi Pertiwi memang belum mampu mensejahterakan banyak orang, bagaimana tidak.. itulah kesalahan kita, menasbihkan masa depan kita kebanyakan pada para bedebah!
... ku lihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matanya berlinang
mas intannya terkenang...
bagai mana tidak, kekayaan alam kita sudah hampir habis terkuras.. TAPI TIDAK UNTUK RAKYAT! TIDAK UNTUK ANDA, TIDAK UNTUK SAYA, TIDAK UNTUK ANAK-ANAK KITA! sialan!Mungkin kalau Bung Karno masih hidup dia akan menangis tersedu-sedu ingat pidatonya...
" Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara ,, semua buat semua “, ,, satu buat semua, semua buat satu."
Sebagai orang Indonesia yang sedang marah, saya ingin bilang pada setiap engkau para cecunguk, tikus got:
"kau itu kecil, sangat kecil, bahkan terlalu kecil! untuk memonyong-monyong bibir bahwa kau bilang kau adalah rakyat Indonesia! kau tak lebih dari perutmu semata!"

apa perlu kita bersedih terus melihat bangsa ini, tentu tidak! ayo bangsaku, tak hanya aku, tak hanya engkau, apalagi tak hanya mereka yang sanggup berkata "aku lah rakyat, dan aku akan bekerja sekeras-kerasnya untuk bangsaku" kalaulah mereka yang penuh kebohongan itu sanggup berteriak begitu, kenapa anda yang memang tulus, tak mampu?!

kita mampu, bangsaku! kita mampu! jangan mau di bodohi, kita bahkan sangat mampu berbuat banyak untuk negeri ini! jangan cengeng! ayo hantam setiap halangan, kenapa mesti cengeng? setiap kemenangan yang kita raih dengan kerja keras, dengan segenap jiwa.. tentu berbeda .. ya berbeda rasaya ketika berdiri di puncak dan berkata " ini lah aku, rakyat yang berbakti buat bangsaku!"

mulailah berancang-ancang, jangan melangkah terlalu jauh.. nanti malah tergelincir.. buatlah langkah pertamamu sejauh seribu lautan.. cukuplah itu buat bangsamu! mulailah berancang-ancang, jangan berhayal melompat terlalu tinggi.. nanti sakit ketika jatuh.. buatlah langkah pertamamu se tinggi langit kau sanggup melihat.. cukuplah itu buat bangsamu!

jangan cengeng, ayo bangun, banyak yang harus kita kerjakan esok.. tidurlah yang nyenyak Indonesia ku.. Besok! ada sejuta sekolah yang mesti kita bangun, ada sejuta buku yang mesti kita tulis, ada sejuta ilmu yang mesti kita kejar .. lalu ada sejuta gedung mesti kita bangun, ada sejuta bendungan, ada sejuta galangan, ada sejuta maskapai, ada sejuta sawah, ada sejuta kebun, ada sejuta penelitian, ada sejuta mesin, ada sejuta apapun yang engkau mampu bangun buat bangsa ini, sudah lah.. jangan mengandalkan orang lain.. jadilah sejuta itu karyamu.. biar bangga anak-cucumu kelak "ITULAH AYAH-IBUKU-KAKEK-NENEKKU.. YANG BERBAKTI BUAT BANGSANYA SAMPAI IA LUPA BAHWA IA SENDIRI ADA!"

Selasa, 22 Februari 2011

Buku "Sumbangan Dunia Islam untuk Matematika"

Sewaktu kecil dahulu, setiap orang tanya “mau apa jika besar nanti?” saya terbiasa menjawab “PRESIDEN”. Sebuah jawaban yang sering kali menjadi bahan tertawaan orang yang bertanya. Banyak orang di sekitar masa kecil saya berpikir bahwa jawaban saya hanya jawaban lelucon belaka. Karena anak-anak kecil Indonesia pada jaman itu lajim menjawab jadi “dokter, insinyur, guru dll”. Ini juga bukan sekedar ikut-ikutan jawaban obama (haha..) karena saya sudah menulis ini dalam beberapa catatan harian yg di publikasikan di FB sebelum obama dikenal dan dilantik sebagai presiden Amerika. Karena sering di tertawakan sekitar SMP-SMA, saya banyak mencari jenis pekerjaan lain. Di rumah waktu itu ada daftar universitas untuk SIPENMARU (test masuk ke PT) disitulah saya membaca jurusan “arkeologi” di ITB dan jurusan “Sejarah Indonesia” di UI. Karena sedari kecil senang membaca buku-buku sejarah.. sejak itulah setiap kali orang tanya apa cita-cita nanti, saya menjawab “Guru Sejarah”.
Tapi rencana tidak selamanya mulus. Karena PMDK saya kemudian tersesat ke IKIP Bandung jurusan Matematika, diterima tahun 1994. Akhirnya terbayang sudah.. jadi guru.. Tapi kembali rencana tak semudah kenyataan. Cita-cita menjadi guru sebagai profesi tak pernah terlaksana... sampai sekarang (2011, Februari 23). Dunia akademik yang bergerak kesana-kemari malah lebih sering menjadi bahan tertawaan rekan-rekan kerja (bu Yuyun Yuningsih malah sering menjadikan perjalanan akademik saya sebagai bahan lelucon utama). Untuk beberapa saat, saya tidak begitu paham apa yang sedang terjadi. Sampai akhirnya ide membuat buku “Sumbangan Dunia Islam untuk Matematika” ini muncul. Buku yang ke ... (hehe lupa) ini, disusun berdasarkan studi kepustakaan dan tanya sana-sini sampai ke belahan dunia yang jauuuuuh. Buku kecil ini memberikan pemahaman dan kepercayaan diri baru kepada saya, bahwa: “Matematikawan Islam dahulu tidak terperangkap dalam matematika”. Mereka adalah seorang yang generalis. Bidang keahlian yang begitu beragam pada diri mereka. Jika anda akhirnya membaca buku saya, anda akan melihat bahwa matematikawan yang kaku (seperti yang sering kita lihat di kampus-kampus kita) tidak akan kita temui. Mereka (para matematikawan islam) adalah juga ahli dalam bidang Fisika, Kimia, Biologi, Theologi, Seni, Musik, Aritektur, Keuangan, Sosiologi, Antropologi, Geodesi, Geografi dan yang pasti sebagian besar astronomi. Menjadi seorang generalis tentuk tidak bisa disebut “ngarancabang” (bahasa sunda) atau “teu puguh pacabakan” (tidak jelas bidangnya). Menjadi seorang generalis artinya memahami hidup lebih banyak!
Dalam sejarah matematika, matematika dalam Islam abad pertengahan, sering disebut matematika Islam, adalah matematika yang  berkembang di dunia Islam antara tahun 622 sampai dengan 1600 selama apa yang dikenal sebagai zaman keemasan Islam, di bagian dunia di mana Islam menjadi  agama yang dominan. Ilmu Agama Islam dan matematika berkembang di bawah kekhalifahan Islam (juga dikenal sebagai Kekaisaran Islam) didirikan di Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika Utara, Italia Selatan, Semenanjung Iberia, dan, pada puncaknya, bagian dari Perancis dan India juga. Kegiatan Islam dalam matematika sebagian besar berpusat di sekitar Irak modern dan Persia, tetapi pada tingkat yang terbesar membentang dari Afrika Utara dan Spanyol di barat sampai ke India di timur.
Buku kecil ini penulis susun untuk memotivasi siswa kami di madrasah-madrasah, tidak sekedar sebagai bahan pengayaan pengetahuannya tentang matematika. Tetapi lebih jauh untuk memupuk kebanggan mereka terhadap Islam dan Matematika. Sehingga diharapkan timbul semangat di antara siswa-siswa madrasah tersebut untuk menggali pengetahuan, khususnya matematika, seperti yang telah dilakukan oleh ummat Islam di masa lampau.
Buku kecil yang sebagian besar merupakan hasil studi pustaka di dunia maya ini, juga ingin mengajari para siswa bahwa membaca buku di seluruh pelosok dunia bisa menjadi lebih mudah dengan bantuan internet. Bahan bacaan yang dilampirkan, hampir seluruhnya bisa di baca melalui Google Book, tanpa harus membeli buku, atau pergi keperpustakaan dimana buku berbahasa asing relatif sulit di dapat.
Kewajiban saya untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada John O'Connor, MA.,DPhil  dan Prof. Edmund F Robertson, MSc. PhD atas ijin mereka berdua untuk menggunakan bahan perkuliahannya “Sejarah Matematika” (MT4501 History of Matematics dan MT5613 Adv History o Mathematics)  di School Mathematics and statistics, University of St Andrews Scotland, dan atas kesediaan mereka berdua membimbing saya dalam penulisan buku ini.
Buku kecil ini tentu perlu disempurnakan pada revisi berikutnya (pada edisi jam 0:52 tanggal 23/02/2011 berjumlah 504 halaman). Walau bagaimanapun saya berniat agar buku ini bisa juga di gunakan untuk level SMA  agar bisa digunakan di Madrasah-madrasah Aliyah, jadi saya harus banyak mengedit lagi agar buku ini layak digunakan pada level ini baik pengetahuan dasar maupun pengetahuan capaian pada murid selevel SMA (menurut BNSP harusnya 100-200 halaman). Aturan yang kadang mengganggu idealisme..
Dari tulisan teman begadang menunggui rasa sakit.. semoga ada yang bisa mengambil manfaat. amin

Sabtu, 12 Februari 2011

Bharatayudaku (Aku, Jabatan dan Kekuasaan)

duduk

oleh Darmawan Soegandar pada 14 Oktober 2009 jam 12:28
hari hari ini ku lihat orang berbondong ke satu sisi, dan bumipun memiring tak imbang.. berbahaya. dan tak sadarlah orang melihatnya, lupa, pura pura lupa, tidak tahu, pura pura tidak tahu, terserahlah

hari hari ini ku lihat orang berbinar mengais lekuknya tanpa malu, dan langitpun menggelap tak kepalang.. berbahaya. dan tak satupun orang melihatnya, ah.. terserahlah

hari hari ini ku lihat orang berburu
berburu uang
berburu kursi
berburu suami (orang)
berburu istri (orang)
berburu fana!
lihatlah di sampingmu!
takkah kau lihat malaikat maut mulai melirik jam di tangan dan pluitpun siap di mulut, pertandingan hampir berakhir, hati hatilah...

hari hari esok ingin ku lihat orang berburu
berburu celeng
berburu ... apalah terserah...

tapi dengan hormat!

teori layangan putus

oleh Darmawan Soegandar pada 25 Desember 2009 jam 7:30
teori politik kekuasaan ini sebetulnya sederhana.. "jika kita tidak bisa meraih layangan putus, ROBEK SAJA! dari pada orang lain yang mendapatkannya!" nah.. orang-orang yang menganut teori ini.. jahat sekali.. jangan lah anda dan saya termasuk orang seperti ini. coba bayangkan ada orang yang berpikir; dari pada suatu kesenangan tidak dia raih.. lebih baik tak siapapun yang meraihnya. apa ngga jahat orang model gini..
apakah tak bisa saya berdoa
"ya Rabb. tolonglah hamba dan lingkungan hamba.. jadikan orang orang yang sedang berebut kekuasaan ini berlomba dalam kebaikan sehingga lingkungan hamba makin baik. dan jauhkan lah mereka dari sifat saling iri, dengki, harak.. saling membuka keburukan orang.. saling maki dengan kata kata kotor dan tak berbudi.. ya Rabb jauhkanlah kami dari para pemimpin yang gila kekuasaan, yang gila uang.. yang menjadikan kekuasaan bajunya dan uang sebagai mahkotanya.. ya Rabb apakah tak bisa kami mendapatkan pemimpin yang santun bertutur, lembut membimbing kami.. dan jauh dari sifat sombong.. dan terutama sifat saling menjelekkan orang lain.. apakah harapan saya hal yang mustahil.. ya Rabb. tak bisakah kami jadi orang yang santun? kenapa uang telah meretakkan persaudaraan kami? apakah uang telah brhasil membeli kami? tak bisakah jika 'kita harus memiliki uang tapi UANG TIDAK BOLEH MEMILIKI KITA!'?"
semoga!

senin besok sepertinya jelas siapa penguasa astina!

oleh Darmawan Soegandar pada 25 Desember 2009 jam 16:07
PARA PUTRA KURAWA!

Sepertinya kalian harus lebih lembut bertindak.. hati hati.. (terbukti pemenang baratayudha bukan yang kalian dukung, padahal kalian hanya pion semata, apa yang kalian cari? trus apa yang mau kalian lakukan sekarang? memakai strategi 'kemana angin bertiup'? apa ngga malu? kalian membungkuk bukan karena hormat.. tetapi karena takluk!? apakah harga diri semudah itu mesti kita obral?)

Lain kali sepertinya kalian harus lebih bijaksana.. 'ora kesusu' kata pak Harto! ini saran dari seorang sahabat!

Pasca Baratayudha

oleh Darmawan Soegandar pada 04 Januari 2010 jam 16:58
hmm
akhirnya kita bisa menilai tingkat kemanusiaan seseorang dengan sebegitu transparannya. layaknya menonton aquarium.. jelas lah sudah.. banyak dari kita.. memang mudah di miliki uang..
padahal bukan kah kita boleh memiliki uang
tetapi hinalah kita yang dimiliki uang?

hmm
nyatalah sudah.. menelan ludah sendiri ngga percuma
dari pada di ludahin di sembarang tempat
haha

ada ada saja
prilaku kita..

Aku, Tentangku dan Kepada Diriku

mampu kah aku kembali

oleh Darmawan Soegandar pada 14 September 2009 jam 10:49
tinggal menghitung
yakinlah aku waktu itu hampir sepenggalan saja

;
mengepak mengangkasa
menghujam ke inti bumi

;
menantang silaunya matahari
mengangkuhi magma yang menggelegak

;
menebar
menuai

aku di akhir perjalanan
antara
koma
atau
titik

dan akupun
memilih

aku rindu

oleh Darmawan Soegandar pada 18 September 2009 jam 9:26
kepada setiap engkau; aku rindu engkau: yang mencintaiku setulus-tulusnya yang menjadikan engkau adalah aku, aku rindu

syawal hari ke 4

oleh Darmawan Soegandar pada 23 September 2009 jam 17:45
hari ke 4
apa yang ingin ku cari
apa yang ingin kau cari
apa yang ingin kita cari

jujur saja...
apa susahnya!
apa yang kita cari
kenapa kita cari
kapan kita cari
atau
siapa yang kita cari

jujur saja...
yakinlah kita;
kita tidak tahu apa jawaban yang paling layak...

jujur saja...
kita tidak atau;
apa, kenapa, kapan, siapa
kita...

dan jujurlah kita...
kita tak layak menjawabnya
karena kebanykan kita, memang tidak tau...

jujurlah kita...
lebih banyak kita pura-pura tau

jujurlah aku...
aku tersesat
lagi

Besok

oleh Darmawan Soegandar pada 05 Oktober 2009 jam 10:08
kepada aku;

kalaulah esok itu memang ada
akan kubiarkan dia apa adanya
tapi tidak sedikitpun seadanya

tak aku
tak kamu
tak kita
tak kalian

hina lah aku jika ku biarkan hidupku melunta seadanya; tanpa riak, tanpa gelombang, tanpa buih!
hina lah kau jika kau biarkan hidupmu kering seadanya; tanpa kemarau, tanpa badai, tanpa kemenangan!
hinalah kita jika kita biarkan hidup kita mengkerut seadanya; tanpa kemiskinan, tanpa kebangkrutan, tanpa bangkit!
hinalah kalian jika kalian biarkan hidup kalian seadanya!
hinalah!

kalaulah hari esok itu memang hadir adanya. kan ku kaitkan kau, kita, kalian dalam setiap lembarnya dengan koyak, dengan sorak, dengan teriak, dengan serak, dengan segenap yang kalian mau!
karena kita lah tuhan
tuhan yang menjalani esok!

uang receh

oleh Darmawan Soegandar pada 12 Oktober 2009 jam 19:31
aku menghitungnya berulang kali dengan jumlah yang itu itu juga, sialan! kenapa tak bertambah juga walau sudah kucoba di bolak balik. walau sudah kucoba di samakan arahnya. walau sudah kucoba dipisah sesuai nilainya. walau sudah kucoba dengan .. apa lagi..?

aku mencacahnya berulang kali dengan jumlah yang itu itu juga, sialan! kenapa tak bertambah juga walau sudah ku coba dengan turus. walau sudah kucoba dengan tabel frekuensi. walau sudah kucoba dengan sampling. walau kucoba dengan .. apa lagi..?

aku menderetkannya berulang kali dengan jumlah yang itu itu juga

tak bisa kah kau; uang recehku!
berubah setidaknya menjadi lembaran ngurah rai

tak bisa kah kau; uang recehku!
berubah setidaknya menjadi lembaran sukarno-hata

tak bisa kah kau; uang recehku!
berubah tak berbunyi waktu kau jatuh
karena
aku malu mendengarmu
mendesah
seperti lonte di sebrang jalan
menunggu uang recehku
yang tersaruk dalam abu rokokmu!

uang recehku!
Berubahlah kau
karena ku berteriak Kun! walau tanpa fayakun!

seru

oleh Darmawan Soegandar pada 15 Oktober 2009 jam 18:30
!
!
!
aku


? ? ?
mustahil aku

ceritaku pada setiap engkau; diriku

oleh Darmawan Soegandar pada 30 Oktober 2009 jam 18:28
aku ingin bercerita padaku; tentang hari ini
aku pergi dengan doa cinta mengiringiku berjalan keujung hari
mengharap semoga pintu tak kau ketuk lagi
tak perlulah aku menghampiri pintu demi pintu tuk memasti, yang mana engkau

aku ingin bercerita padaku; tentang hari kemarin
aku berlari, menari, mencari cari
menitikkan darahku menetes di setiap ordinat yang perlu
menandai jalan agar tak perlu
engkau sesat memaknai aku, yang mana aku

aku ingin bercerita padaku; tentang hari esok
aku tersaruk di ujung hari menguning, memerah, menggelap
menghantui diriku sendiri dengan cerita
lelahnya aku, belajar memahami: aku

Ngga ada yang mau di omongin

oleh Darmawan Soegandar pada 14 November 2009 jam 14:17
rasanya udah lama ngga nulis sesuatu
tapi nulis juga bingung mau nulis apa, kan ngga ada yang pengen di tulis

%#%$@^)($@$#%^$&&%^&$ !!
atau %^$%$&^$%^#$%^$%^$ !!!
terserah lah..

Tahap I rencana 40th

oleh Darmawan Soegandar pada 05 Desember 2009 jam 7:27
untuk mewujudkan rencana 40th ada beberapa hal yang harus aku persiapkan. Jendral Rikuto mengajariku untuk mencari 5 orang kepercayaan untuk membantuku mencapai apa yang aku inginkan. mereka harus mewakili 5 sifat (orang yang berani, orang yang bijaksana, orang yang penuh dengan kebajikan, orang yang bisa dipercaya dan orang yang setia!)
1. Yuu (keberanian), dia yang akan berdiri di sampingku adalah orang yang memiliki yuu, dia yang tidak mengenal rasa takut sehingga takkan dihina orang
2. Chi (Kebijaksanaan), dia yang akan berdiri di sampingku adalah orang yang memiliki chi, dia yang akan mampu menghadapi segala situasi
3. Jin (Kebajikan), dia yang akan berdiri di sampingku adalah orang yang memiliki jin, dia yang akan di hormati orang
4. Shin (kepercayaan), dia yang akan berdiri di sampingku adalah orang yang memiliki shin, dia yang tidak akan menipu orang sehingga bisa mendapatkan kepercayaan
5. Chuu (kesetiaan), dia yang akan berdiri di sampingku adalah orang yang memiliki chuu, dia yang takkan berkhianat

kalau aku bisa mengumpulkan ke-5 orang ini, aku akan mencapai tujuanku. ke-5 orang yang tidak saja menjadi pembantuku tetapi orang yang sanggup meluruskanku jika aku salah jalan. membantuku mencapai tujuanku.
aku ingin menemukan ke-5 orang ini. yang menaruh rasa hormat dan cita-cita padaku, yang percaya aku selalu memikirkan mereka, yang bisa berkata kepadaku "aku senang bisa bertemu denganmu, terima kasih..."

pagi

oleh Darmawan Soegandar pada 19 November 2009 jam 10:14
wahai pagi!

tak bisakah kau;
jangan bangunkan aku,
biarkan malam terus menyelimutiku


wahai siang!

tak bisakah kau;
bergegas barang sedikit,
biar malam segera mendekapku


wahai malam!

tak bisakah kau;
menjadiku karena aku rindu,

tak bisakah kau;
selamanya untukku


wahai malam
tidurkan aku disisimu
dan tolong aku
jangan bangunkan aku
lagi

malamku
aku lelah
obati aku!

catatan terakhir

oleh Darmawan Soegandar pada 30 Desember 2009 jam 20:20
tak pernah aku melihat alif sejelas ini
tak perlu memicing kalau hanya sekedar untuk memastikan habis lah hurup ku jelajah tak hanya a sampai ke setiap z
tak hanya alpha apalagi rho
habis lah sudah tak bersisa

di akhir perjalanan ini
akhirnya aku yakin
catatan ini memang telah berakhir

tak ada lagi yang aku cari
aku telah menemukan semuanya

sampailah; ?
ke; !

sampai lah aku
pada diriku

ternyata
hanya aku
dan tak lain

aku
sepi

di ujung garis ini ternyata memiliki R sempurna
pantas saja aku tak pernah berani menambah kecepatan ku
R nya terlalu sempurna
dan benarlah aku
andai sedikit lagi saja aku tambah kecepatan ku
ku tabrak mati diriku sendiri
karena akulah di ujung jalan itu
melingkar sempurna 360

ya
tinggal aku
berdiri
bersama mu; diriku

tak lagi lah aku perlu berdiri di halte ini
karena ini lah akhir ku
tak ada lagi yang mesti aku tunggu
bodohnya aku
menempuhimu satu persatu

kalau ternyata
tak adalah engkau itu

alhamdulillah
akhirnya aku sampai
di akhir

dan harapan itu
memang tak perlu lagi membebaniku

alhamdulillah
ya Rabb
aku ingin pulang
jemputlah
aku

sangu gigih

oleh Darmawan Soegandar pada 27 Januari 2010 jam 15:28
pas pulang ti kerja.. lapar.. ah sudah we yang gampang saja.. masak mie.. istri masakin.. blom lagi itu mie di makan.. istri bilang.. pa tadi nasi teu di jetrekeun? (di pijit ke bawah tombol magicjarnya..)......????
astagfirullah.. lupa.. jadi tuh nasi masih gigih.. teu puguh rasa. da memang belum mateng.. namanya juga cuma dinyalain keep warm doang.. dah weh.. sang istri teh diem ngga nerusin obrolan.. maklum yang masak nasi tadi pagi emang saya teledor.. memang salah saya.. ya sudah saya juga diem.. sambil mikir.. makan mie juga jadi ngga jelas rasanya.. padahal dah di bayangin makan mie kuah pake cabe dari tadi..

pas udah selesai makan.. kepala masih muter.. gimana caranya tuh nasi ngga di buang percuma.. lagian udah niat mau berbakti sama istri.. huh kepala makin panas.. bingung. tapi di inget-inget apa bedanya sama bikin nasi pake panci.. kan ngga langsung mateng.. inget ke situ.. saya cari2 panci di rak piring.. ketemu.. kotor dah lama ngga di pake.. ya sudah cuci dulu pake sabun.. selesai
tuh panci di kasih air.. dipanasin dulu.. brapa menit kemudian airnya dah panas.. magicjar di buka.. nasi yang blom mateng di pindah trus tinggal nunggu nasi matang.. minimal nanti magrib kita bisa makan nasi hasil penyelamatan.

belum kepikiran judulnya!

oleh Darmawan Soegandar pada 11 Februari 2010 jam 8:29
banyak yang lagi berkecamuk di kepala.. intinya sebenarnya sederhana.. aku adalah laki-laki yang sangat lemah ketika bicara soal anak-anak soal istri.. soal keluarga.. aku adalah laki-laki yang sangat sederhana.. bagiku merekalah jantung dan sel abu otakku.. tanpa mereka aku adalah kematian belaka.
aku adalah laki-laki yang sangat sederhana.. bagiku, kesedihan anak-anakku adalah air mata darah di mataku.. bagiku, kesedihan istriku adalah kesedihan yang menghentikan seluruh aliran darah di jantungku.
aku adalah laki-laki yang sederhana.. anak-anak dan istriku sedang menangis tersedu.. dan dengan kesederhanaanku.. aku jalankan rencanaku paralel
1. selesaikan dengan cara yang biasa
2. selesaikan dengan cara yang luar biasa
dan ke duanya tampak biasa bagiku.. tapi akan sangat berlebihan luar biasa bagimu.. MUSUH-MUSUHKU.. tunggu lah dengan penuh rasa takut.. karena rencanaku sangat sederhana.. dan tak lah perlu engkau berhayal.. SELAMAT DARI AMARAHKU.. TAK SEORANGPUN.. BERSIAPLAH.. DAN BERHARAPLAH TUHAN BERADA DI SISIMU WAKTU ITU!

sepertinya memang masih harus sabar ya..?

oleh Darmawan Soegandar pada 13 Februari 2010 jam 21:47
Riecke Dewi Benyamin
Mama ada di bdg wan, dateng aja ke jl bali no.6 atau tel ma ada di info kok. Tp nnti ma sms. Btw ma salut ama iwan, ttp gapai cita2 stinggi mungkin, ttp didlm prjalanannya pasti bnyak rintangannya, utk itu "Never give up" Dan sukses itu bisa diraih, salah satunya Pngendalian diri/SABAR..Org sukses mnggunakn waktu utk mmbangun sukses.Mrk blajar ... mmbiarkn hal2 yg mrk inginkn tiba pd waktu yg tepat. Mrk mnghargai aliran khidupan n jarang mmaksa utk mndptkn apa yg mrk ingikn..utk itu mrk hrs bs mngendalikn diri dsesuaikn dg kmampuan yg ada skrng.
11 jam yang lalu melalui Facebook Seluler ·

isi pesan yang datang dari mama membuat aku berpikir lebih tenang (makasih ma..) aku mulai dari awal lagi.. memikirkan setiap incinya.. merekontruksi bangunan logika yang beberapa bulan ini aku coba bentuk. setiap premis dan konklusinya.. aku membuatnya sestruktur mungkin.. di rangkai menjadi rencana yang terbukukan sempurna.. tapi pesan dari mama membuat aku terhenyak.. ingat ucapan kepala sekolah SMA dulu (Iik Koswara Suandanaputra.. bapak banyak membentuk saya pa.. makasih banyak..) betapa ambisi bisa meruntuhkan logika.. kalau dipikir-pikir sepertinya kita harus menimbang ulang pesan ira ke saya via sms dalam perjalanan aku menuju jakarta menuntut ilmu..

Pesan dari Istriku 9 Mei 2009
Bagikan
10 Mei 2009 jam 19:50 | Sunting Catatan | Hapus
Aku pernah meminta kepada Allah, setangkai bunga indah dan segar, tapi yang aku dapat sebuah pohon kaktus berduri... Aku pernah meminta kepada Allah, seekor binatang mungil nan elok, tapi yang kudapat seekor ulat bulu yang menyeramkan... Aku kecewa, marah, protes, betapa tidak adilnya hidup ini... Tapi seiring berjalannya waktu, ternyata pohon kaktus itupun berbunga, bahkan bunganya lebih indah dari yang pernah kuminta. & ulat bulu itupun tumbuh... Bermetamorfosa menjadi seekor kupu-kupu yang menawan, itulah janji Allah, semua kan indah pada waktunya, Allah berikan apa yang kita butuhkan, buka apa ayang kita inginkan... semoga kita menjadi golongan orang-orang yang pandai bersyukur...

sepertinya ira juga harus kembali ke setpoint itu ra.. kita semua harus kembali ke titik 9 mei 2009 itu.. kita tinggal memastikan kapan rem dan kapan gas.. memastikan bahwa kita tak salah menginjak rem, gas dan kopling.. karena sepertinya kita juga tidak boleh terlalu linear.. bisa2 kita terpaku pada satu rencana.. padahal kita berhadapan dengan dunia yang isinya banyak orang dengan banyak rencana.. sedangkan kadang kita baru ketemu orang yang mungkin bisa membuat kita me-reset rencana kita.. sepertinya kita harus mulai rekontruksi rencana kita lagi..

sepertinya kita harus mulai memikirkan kapan kita menjadi saksi "pohon kaktus itupun berbunga, bahkan bunganya lebih indah dari yang pernah kuminta. & ulat bulu itupun tumbuh... Bermetamorfosa menjadi seekor kupu-kupu yang menawan, itulah janji Allah, semua kan indah pada waktunya" dan kapan kita menjadi pelaku "rebut puncak langit di horison!"

sepertinya kita memang harus mengkalkulasi ulang..

kapan kita berhak mendoakan keburukan bagi orang lain?

oleh Darmawan Soegandar pada 15 Februari 2010 jam 18:32
boleh ngga ya, kita doakan kejelekan buat orang yang tidak kita sukai?

Seorang anak kecil bertanya pada ayahnya
"Ayah apakah kita harus mendoakan musuh-musuh kita ?"
Si Ayah tertegun mendengar pertanyaan itu . Akan tetapi ia pun menjawab sambil tersenyum " Itu benar anakku , Tuhan sendiri yang mengajarkan nya "
Maka si anakpun menyahut : " Kalau begitu pendeta tadi pasti punya banyak musuh . aku dengar dia tadi menyebutkan banyak nama dlm doanya ". (http://www.singayehuda.com/)

Kesalahpahaman di antara kita, yang kemudian melahirkan kecurigaan dan kebencian akan selalu ada karena kita memang saling berbeda latar belakang. Disukai banyak orang tentu sebuah kenikmatan. Karena kita akan merasa nyaman, tenang dan aman bersama mereka. Bebas dari makarnya, jauh dari kebenciannya, dan dekat dari persahabatannya. Sebab itulah kita selalu berusaha menyenangkan hati
setiap orang yang kita kenal atau yang tidak kita kenal; menjaga perilaku, ucapan, perasaan, sikap dan sifat yang tidak disukai.

Luqman Al Hakim, suatu hari menasehati anaknya untuk tidak menggantungkan hatinya pada kepuasan dan ridha manusia. Sebab, katanya, kepuasan dan keridhaan manusia pasti sulit dicapai. Dan untuk membuktikan hal ini kepada anaknya, Luqman pun mengajaknya ke luar rumah, berjalan-jalan di keramaian manusia, sembari membawa keledai tunggangannya.

Saat keluar di jalan raya, Luqman menunggangin keledai tersebut dan membiarkan anaknya berjalan kaki di belakangnya. Ketika melintasi sekelompok orang, Luqman dan anaknya mendengar mereka berkata, “Lihatlah lelaki tua itu. Betapa keras hatinya dan betapa tidak punya belas kasih kepada anaknya. Bagaimana dia tega menunggangi keledai sementara membiarkan anaknya berjalan kaki di belakang.”

Luqman pun turun dan menyuruh anaknya menaiki pelana keledai. Ketika melewati sekelompok orang yang lain, keduanya lagi-lagi mendengar obrolan orang-orang itu tentang diri mereka, “Perhatikan anak dan bapak itu. Si bapak tentu tidak pernah mendidik anaknya dengan baik sehingga anaknya tidak bisa menghormati dan mengasihi bapaknya.”

Anaknya pun turun dari punggung keledai, lalu berjalan bersama bapaknya di belakang keledai, tetapi orang-orang yang mereka lewati masih terus berkomentar, “Aneh sekali dua lelaki ini. Mereka biarkan keledainya berjalan sementara mereka mengikuti dari belakang.”

Akhirnya, mereka berdua menaiki keledai tersebut. Namun begitu melewati kerumanan yang lain, komentar miring pun terdengar, “Lihatlah kedua orang itu. Mereka benar-benar tidak punya belas kasihan pada binatang. Mereka menyiksanya dengan menaikinya bersama-sama, padahal badan mereka begitu besar.”

Pada riwayat lain tentang kisah ini menyebutkan, Luqman dan anaknya kemudian turun dari keledainya, lalu mengikat dan memikulnya secara bersama-sama, sehingga semua orang yang melihatnya tertawa dan menganggap mereka sudah gila.

Realita kehidupan kita memang tidak pernah menyediakan ruang bebas cela. Karenanya, sebelum kita mendapati cela itu sediakan selalu ruang di hati kita untuk dicela.

Pertanyaannya kemudian adalah apakah sabar berarti berdiam diri, dan apakah berdiam diri berarti sabar? Kebencian orang lain pada kita membutuhkan penerimaan yang tulus , ikhlas dan sabar. Bukan penerimaan yang direkayasa. Bukan penerimaan yang sengaja diciptakan, dengan membuat kita agar kita mendapatkan kebaikan dari perlakukan buruk mereka. Bukan itu.

Memadamkan benci tidaklah mudah. Karena itu, di hati kita harus selalu ada ruang yang tersedia untuk menerimanya. Tetapi yang lebih penting setelah itu, kebencian itu kita hapuskan dengan maaf, karena sikap itulah yang akan mengantarkan kita kepada surga-Nya Allah swt, seperti lelaki yang disebut Rasulullah saw sebagai ahli surga, yang ternyata terbiasa menghapus kebencian dari hatinya kepada siapa saja, sebelum ia tidur malam.
(Ustadz Sulthan Hadi, Majalah Tarbawi edisi206 Th 10. Jun 09.)

rasanya ingin jadi orang seperti itu sabar layaknya isa al masih, mendoakan kebaikan bagi orang yang membenci seperti Muhammad rasulullah. tetapi ketika kita membiarkan orang dholim kepada kita bukankah kita bagian dari kedholiman itu. apakah kepermisifan kita tidak malah di maknai sebagai pembenaran bagi orang2 dholim itu? bukan kah kita juga berkewajiban untuk menyadarkan orang? tidak sekedar dengan hati?

ternyata pilihan manapun yang aku ambil.. aku hanya akan menemukan keraguan yang tak kalah hebatnya.. sepertinya aku masih mesti banyak belajar lagi.. kapan2 aku beritakan pada setiap engkau yang adalah aku!

Kenapa mesti mempersulit jika bisa mempermudah?

oleh Darmawan Soegandar pada 21 Februari 2010 jam 17:26
suatu saat dalam sebuah pertemuan guru di SMAN Baleendah bandung. kepala sekolah waktu itu melontarkan pertanyaan pada kami tamunya.."apa bedanya antara birokrat dan guru?" pertanyaan retoris itu di jawab sendiri oleh beliau.. "kalau guru tugasnya mempermudah yang sulit agar jadi mudah, sedangkan tugas birokrat adalah 'kalau bisa di persulit kenapa harus di permudah?'" sebagai seorang guru yang sudah mengajar lebih dari 13 tahun ucapan ini jadi pengen ketawa sendiri.. sebagai seorang birokrat di lingkungan kementrian agama.. ucapan ini malah jadi bikin malu.. kami berada di lingkungan yang katanya paham agama karena di penuhi oleh sarjana agama.. gelar kehormatan bagi mereka yang di anggap paham ilmu agama.. tapi budaya mendet jalan rizki orang kok jadi tren ya.. hmm jadi apa lebih baik orang yang ga paham agama? yang rata2 takut berbuat dosa karena mereka tidak paham cara bertobatnya? hmm ini juga pikiran yang terlalu picik rasanya..
Sikap memudahkan urusan akan melahirkan keberkahan dan jaminan pertolongan karena Allah selalu menolong hamba-Nya selama si hamba tersebut menolong saudaranya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang meringankan penderitaan seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan meringankan penderitaan (kesulitan)nya kelak di hari Kiamat dan barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang mengalami kesulitan, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat (HR. Muslim).
jadi apakah anda siap di persulit Allah kelak di akhirat? sebab kok rasanya.. saya tidak ridha sama perlakuan anda..
ok. kita lihat di masa depan.. sebagai bahan pertimbangan anda juga punya anak istri kan? rasanya bagus juga tuh kalo anak, istri dan keturunan anda merasakan juga di persulit orang lain padahal anda atau keluarga anda tidak punya masalah apa2? haha rasanya ada bagusnya.. biar anda belajar bagai mana rasanya.. dan anda insyaf bahwa anda telah salah memilih jalan.. salah memilih musuh..

?

oleh Darmawan Soegandar pada 27 Februari 2010 jam 20:00
bengong
lupa ingin menulis apa

bingung
lupa ingin cerita apa

mematung

alangkah bodohnya

kembali ke nol
tapi bingung kemana mesti berbelok

kembali ke horizon
tapi bingung kemana mesti berdiri

kembali ke koma
tapi bingung kapan menulis "!"

kembali ke "?"
alangkah hebatnya

kalau inget anak-anak..

oleh Darmawan Soegandar pada 08 April 2010 jam 12:17
kalau inget anak-anak..
jadi kasihan sama mereka yang ga bisa ngerasain buka gerbang rumah trus anak2 lari berhamburan pada pengen meluk.. pada rebutan pengen gendong.. apalagi si bayi.. kan belum bisa ngomong.. paling.. ngeliatin sambil gerakin mulutnya sampe monyong.. hehe senangnya..

kalo inget anak-anak..
kangen.. jadi asa lebay.. makanya kalo sampe ada yang ngebunuh orang gara2 anaknya codeka.. wah.. jadi mikir wajar aja.. kita mah di pupusti di bangga2.. ya iyalah ngga ridho kalo anak kita di apa2in..

kalo inget anak-anak..
ayah pengen minta maaf.. ayah galak ya?? ayah cuma takut.. takut ada apa2 sama kalian.. anak2 ayah tercinta

kalo inget anak-anak..
ayah sayang...

waktunya berlari

oleh Darmawan Soegandar pada 02 Mei 2010 jam 11:31
bukan karena takut hantu
bukan karena di gigit anjing

tapi karena emang sudah waktunya kan?
hari tampaknya makin senja
kalau malam keburu datang

ala mak
cilaka!

sehat

oleh Darmawan Soegandar pada 25 Mei 2010 jam 12:21
aku termasuk anak yang sakit sakitan ketika kecil dulu.. makanya kalo biasanya anak seusiaku belajar ngaji ke madrasah, aku belajar mengaji ke ibuku sendiri.. sisanya belajar otodidak dari buku yang memang jadi keseharian keluargaku di tasik sana. tapi walaupun sakit-sakitan aku termasuk aktif di beberapa kegiatan mulai dari dkM di sekolah sampai naik gunung di akhir minggu.. hampir setiap akhir pekan pasti naik gunung.. dan anehnya selama naik gunung itu rasanya ngga pernah tuh sampe sakit.. paling kram biasa gara2 suhu yang dingin.
sesudah dewasa walaupun sakit-sakitan aku bekerja di ciamis-tasik padahal rumah di bandung. tiap subuh berangkat.. sampai di smpn 2 cihaurbeuti ciamis selalu tepat waktu sebelum bel.. trus ngajar sampai jam 2 siang.. istrirahat tidur sebentar di rumah ibu di cilembang.. bangun jam 4 sore trus ngajar privat anaknya dokter di tasik.. malamnya bantuin bapaknya nyiapkan pendirian rumah sakitnya.. kadang lucu suka bikinin slide tentang kesehatan rahim buat si dokter ini mengajar.. dari situ aku belajar dasar-dasar kedokteran.. buku-buku kedokteran terpaksa aku mesti baca.. karena kan ga mungkin bikin slide kuliah tanpa paham secara keseluruhan..
di bandung pun setelah menikah asma selalu menjadi faktor penggangu.. tiap kali kena dingin atau debu pasti susah napas.. kaya orang lagi sekarat.. tapi lucunya kalau genteng bocor pas tiap kali hujan besar kok bisa ya aku naik ke atap benerin genteng.. padahal debu di loteng itu luar biasa mengganggunya.. pas punya kolam renang.. walaupun dingin.. tiap subuh sedot kotoran pengendapat PVC, terusi, kaporit.. bau luar biasa.. tapi senang-senang aja tuh.. padahal paling pendapatannya ga seberapa haha.
tapi sesakit-sakitnya aku rasanya jarang tuh nyuruh orang benerin sesuatu.. hampir semua barang di rumah aku revarasi sendiri.. lucunya ada juga tuh laki2 yang ga bisa pasang pipa air, benerin pompa air.. eh malah nyuruh haha (padahal saya lagi sakit.. bahkan malemnya ga bisa napas sama sekali beberapa menit.. kirain teh dah waktunya mati..) padahal terkadang kalo dipikir pikir hampir semua alat rumah tangga mulai dari pompa air sampai mesin cuci (pokoknya alat yang dipakai untuk istri mengerjakan urusan rumah tangga) semuanya mudah di perbaiki dengan hanya mengandalkan logika saja. dan sedikit pengetahuan fisika/elektro sisa ilmu yang masih nempel dari smp belasan tahun lalu.
setiap kali sakit.. aku sering bilang.. ya Allah.. senangnya bisa sehat... tapi kalo di inget inget.. setiap kali sehat.. rasanya kok jarang-jarang inget mengucap syukur..
dipikir-pikir ini tulisan ngalor ngidul ga jelas kemana.. peduli ah.. namanya juga lagi sakit.. (semoga allah menyembuhkan..)

habitat orang

oleh Darmawan Soegandar pada 27 Mei 2010 jam 12:39
berkaca dari pidato wapres budiono, bahwa pa bud merasa salah langkah menjadi wapres, bahwa pa bud merasa bukan berada di habitatnya.. malah pa bud berkata sesudah selesai masa jabatan nanti pa bud ingin kembali ke kampus. yang menurut pa bud itu lah habitat yang tepat baginya..
setelah beberapa tahun menjadi pegawai struktural di lingkungan kementerian agama.. rasanya rindu mengajar lagi.. kembali kehabitat aku yang lama.. tempat yang bisa bikin aku nyaman.. rasanya jadi kangen sama murid-murid SMAN 3 Bandung tahun 1997-an seneng waktu sama2 pusing kok bahasa pemrograman mereka error melulu..(hehe dasar guru bahasa pemrogramannya amatir karena baru belajar mengajar..) kangen waktu lab komputer SMAN 3 itu kita (murid dan saya) bikin jadi Game jaringan hehe waktu itu game online belum musim.. tapi saya sama murid2 bisa berjam-jam bermain DOOM.. itulah kali pertama nama BOSS muncul sebagai nama akun aku di komputer (jadi kebiasaan semua murid SMAN 3 manggil aku Boss.. haha yang malu kepalanya pun sering panggil boss haha) "anak2 SMAN3 temen main game bapa kangen boyz! kapan kita reunian main game online jadi reuninya via internet aj!"
kangen waktu mengajar di SMPN 2 Cihaurbeuti Ciamis.. itulah kali pertama mereka melihat ada guru menulis buku.. mereka pikir itu buku hasil fotocopy.. trus sy ceritain sama mereka asiknya menulis.. kita bisa hanyut berjam-jam sampai lupa makan-lupa tidur.. entah mereka ngerti atau engga.. mereka juga bingung sy nyisipin pengetahuan dasar kewirausahaan di tengah pelajaran TIK.. (hehe emang sableng tuh bikin kurikulum sendiri..) anak-anak itu baik saya lupa siapa namanya kamu neng....... yang tiap hari kirimin masakan ibunya buat sarapan pagi sampe2 ada guru yang mandang miring (haha disangkanya kita ada hubungan miring guru-murid) trus yang satu lagi siapa namanya lupa juga (hehe) si neng ini biasanya suka kasih saya FIT UP (itu tablet kemana sekarang ya...?) seminggu sekali anak ini pasti tanya pa FIT UP nya masih ada? (hehe makasih banyak ya..) trus inget tuh sama mesjid sekolah ini kotornyaaaaaa itulah kali pertama dalam karir guruku aku nyogok siswa dengan nilai rapor 8-9 asal mau bersihin mesjid sekolah trus shalat berjamaah sebelum pulang... kan kita pulang jam 2.. nanti keburu ashar dong..?
kangen waktu mengajar di bimbingan belajar.. murid2ku semua masuk SMP/SMA negeri sesuai keinginan mereka.. kita cuma gagal 2 murid (yg satu anak chinese yang minta ampun manjanya.. yng satu lagi anak produk rumah tangga berantakan.. maafin bapa gagal ya anak2ku sayang) tapi anak2 yg paling berkesan itu yang grup SMPN 1 banjaran anak2nya cantik2, pinter, rajin shalat, diantaranya anak2 ini ada anak chinese yang pinter bahasa sunda (haha jadi malu..) mereka kalo ga salah kelahiran sekitar 82-an.. sebagian masuk ke SMAN 1 BE sebagian masuk ke SMAN 7 Bgd dll.. pokoknya bangga semua murid bimbingan berhasil.. padahal kita belum PNS waktu itu.. akses data kita kurang sekali.. yang kita tau ya berusaha keras agar murid kita pinter! itu saja! kalo soal bayaran... haha.. inget tuh waktu itu ada ibu2 pedagang kaki lima..(sekitar tahun 1995-an) anaknya ngerengek pengen belajar sama aku dan istri (karena kita terkenal di wilayah kita bisa bikin anak yang rada terbelakang lolos ke SMPN 2 BE waktu itu.. kenangan manis..) tapi ibu itu bilang ga bisa bayar.. (kita biasa dibayar orang tua siswa SD=15rb smp 35rb per bulan.. itu biaya sekitar tahun 94-95an lah.. kalo sekarang mah kan sekitar 40-50rb perjam..)
hmmm emang ngangenin hidup di habitat yang bisa bikin kita senang. habitat yang kita pahami betul kapan kita mesti duduk, berdiri, tidur.. pokoknya yang kita paham betul! dari pada kita hidup di habitat yang bikin kita menari dengan genderang orang lain

pikiran kosong

oleh Darmawan Soegandar pada 03 Juni 2010 jam 11:32
sayang sekali tempat ini jadi sring kosong..

ternyata masalah bertumpuk bisa bikin pikiran kita malah jadi kosong.. pantesan Doshiro pernah bilang.." Kalau mau mendapatkan hasil yang sempurna.. jangan berpikir.. jalani saja.. nanti semua akan bergerak dengan sendirinya karena ketika kita bergerak spontan itulah pikiran kita bekerja sempurna..'

mungkin ini lebih sederhana untuk memahamiku!

oleh Darmawan Soegandar pada 08 Agustus 2010 jam 3:08
Berbeda
membuat seseorang lebih bernilai,
sedangkan keberbedaan membuat efek negatif atau positif itu persoalan lain.
Karena saya yakin setiap tindakan mengandung resiko,
walaupun tindakan yang diambil adalah "tidak mengambil tindakan!"

Tangga

oleh Darmawan Soegandar pada 21 Oktober 2010 jam 17:03
Ketika suatu saat dalam sebuah perkuliahan, aku ditanya sang dosen; "setelah kita menaiki sebuah anak tangga, apa berikutnya..?" dengan santai aku menjawab; "ya naik ke tangga berikutnya!" eh semua pada gerrr... trus sang dosen bilang; "euuh dasar Oon... dll.. dst...". Emang salah ya jawaban gitu? ucapku saat itu.. karena memang menurutku itu jawaban yang paling tepat (in konteks) eh malah gerr lagi.. haha pengalaman pertama di bilang oon sama guru/dosen.. begitu membekas..
Bagiku memang begitulah aku seharusnya memaknai tangga dan anak tangganya.. setiap aku menaiki sebuah anak tangga, tentu besar keinginanku untuk menaiki anak tangga berikutnya.. sayang sekali kan kalau kita cape-cape naik satu anak tangga kalau sekedar buat turun lagi? tapi ada kalanya kita memang mesti turun beberapa anak tangga. but in one condition: "sekedar buat ngepasin sama tujuan kita naik tangga!" sebab terkadang kita kelebihan menaiki sebuah anak tangga saking semangatnya.. padahal posisi yang kita inginkan ada di bagian yang lebih bawah..
Belakangan hari ini aku disibukkan sama prilaku sebagian orang yang dengan susah payah menaiki anak tangga.. sesudah itu..... ya sudah.. BEngONg.. padahal kan sayang.. sudah susah payah naik beberapa anak tangga.. kok seperti tidak bangga dengan jumlah anak tangga yang sudah dicapainya.. sama sekali tidak ada upaya
  1. mempertajam diri dengan belajar lebih banyak di lingkungan akademis.. eh malah kasak kusuk cari ijazah bodong.. kan sayang.. mempermalu diri dengan pangkat yang kosong..
  2. mengasah pengetahuan umum dengan rajin membaca.. walaupun sekedar koran Lampu Merah misalnya.. pengetahuan toh bisa didapat di mana saja?
  3. bertarung dengan jujur.. eh malah sogok sana - sogok sini.. ga jelas juntrungannya.. yang aku takut kelak di pintu gerbang jembatan akhirat; kita malah sibuk ngerogoh saku nyipain uang buat nyogok malaikat penjaga pintu neraka.. iya kalau cuma satu malaikat.. gimana ceritanya kalau malaikat penjaga pintu surga ikut-ikutan minta jatah..? kan repot bawa uang banyak ke akhirat.. kata orang padang di akhirat itu kan panas.. kebanyak kalo mesti sambil ngangkut uang brapa karung..?
sayang sekali punya jabatan susah payah di raih.. tapi ilmu ga ngikutin perkembangan jaman.. takut kan kalo sampe anak buah nyemoohin kita di blakang..
sayang sekali.. hmm coba aku yang ada di situ.. haha!

Marah

oleh Darmawan Soegandar pada 23 Oktober 2010 jam 23:59

Anger management, judul film yang seringkali bikin aku tertawa tiap kali nonton. kata istriku, aku harus ikut program itu, biar lebih bisa ngatur marah katanya. kalau di pikir-pikir mungkin juga.. soalnya orang seringkali mempotret aku dengan cara demikian.. hehe kayanya mereka blom pernah lihat film ini kayanya..
marah? knapa ya kita mesti marah? knapa juga aku mesti mengidentikan diri dengan ekspresi yang satu ini, padahal; maksudku sama sekali bukan ingin kelihatan pemarah atau baragagah-baragegeh. cuma pengen ngomong lebih jujur aja. tapi resiko yang sering muncul ya... dianggap pemarah.. padahal maksud aku mah cuma pengen nyelesein masalah lebih cepet.. jadi ga pake basa-basi ya... langsung selesein.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh juga mengatakan, “Bukanlah maksud beliau adalah melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan.”
nah kayanya pendapan syaikh yang satu ini ada benernya. soalnya dari keturunan ibu di tasik biasanya kening kita berbulu kaya "monyet" eh mungkin gara-gara gaya pemarah itu ya kepala mulai membotak hahaha jadi kabayang tuh temen-temen aku yang pada botak.. apa mereka lebih pemarah dari aku?
sayangnya orang memang blom bisa membedakan antara pemarah dengan orang yang gaya bicaranya blak-blakan. soalnya tentu kita tau nabi melarang kita marah, yesus malah nyuruh kita kasih pipi sebelah lagi kalo di tempeleng.. Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan, “Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan.” (HR. Thobrani, Shohih).
kita pengen surga kan? tapi sayangnya kita juga mesti belajar jadi orang tegas, ngga sekedar mengikuti kemana angin bertiup. bayangin kalo angin bertiup kejurang? mau ngikut? kalo gaji kita di potong 1/2nya, trus cuekin aja? ya engga lah... bloon amat. tapi kitu mesti bisa ngontrol emosi agar tak jadi amarah. Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia.
ada beberapa tips untuk anger management
  1. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad, Shohih)
  2. Syaikh Wahiid Baali hafizhohulloh menyebutkan beberapa tips untuk menanggulangi marah. Diantaranya ialah:
    • Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”.
    • Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya.
    • Mengambil sikap diam, tidak berbicara.
    • Duduk atau berbaring.
    • Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam keadaan marah.
    • Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan kesalahan orang yang bodoh.
    • Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.
tapi dengan satu kondisi yang pasti sesuai pendapat film anger management; ngga marah juga salah kalau memang mesti marah, yang betul adalah menempatkan dan mengelola marah! Walau bersifat alami dan normal namun marah tidak timbul dengan sendirinya. Ia merupakan respon dari seseorang ketika mendapat ancaman, hal yang membahayakan, kekerasan verbal, perlakukan tidak adil, kebohongan dan manipulasi oleh orang lain. Dengan kata lain marah timbul karena batas-batas emosi yang kita miliki telah terganggu atau terancam. Marah sebenarnya dapat berguna. Karena itu marah konon jangan dipendam sebab akan merusak emosi. Jadi lepas saja asalkan dilakukan dengan wajar dan segera bisa dikendalikan. Di sisi lain marah bisa memotivasi seseorang untuk memecahkan masalah tertentu yang sebelumnya tersembunyi. Mengapa? Karena setelah itu yang bersangkutan segera melakukan evaluasi diri. Marah disini memberi sinyal mana  yang dirasakan sebagai sesuatu yang benar dan mana yang salah. Konflik-konflik secara bertahap bisa diatasi dengan emosi yang tenang.
Apa saja cara mengelola marah secara konstruktif? Yang pertama adalah  menghadapi setiap gangguan yang dapat menimbulkan marah dengan tenang. Ketika itu terjadi segera berupaya meminimumkan kontak dengan orang yang memicu marah. Kalau perlu minta penjelasan dengan baik-baik. Dan tentunya kita sendiri harus siap menanggapinya.
jadi.. kalo perlu marah.. ya marah saja! kalau ngga perlu .. ya jangan.. tapi dengan syarat, jangan juga ngomong di belakang atau malah ngedumel.. hati-hati malah bisa bikin kita stres trus skizo trus masuk RSJ Cisarua deh.. emang tempatnya adem, perawatnya cantik-cantik.. tapi emang mau di pangil gila? hahaha

sabar

oleh Darmawan Soegandar pada 02 November 2010 jam 13:07

dua hari yang lalu, seorang kawan yang usianya dua kali lipat aku, mengajariku; sabar wan.. kalau kesempatannya datang.. pasti datang, inget wan.. Allah sampai bilang dua kali bahwa sesungguhnya di balik kesulitan itu ada kemudahan!
kawan ku yang hebat, syukurlah aku kenal engkau.. kawan diskusi yang mulai enak ya.. dulu mah boro-boro kita lebih banyak saling membantah pikiran masing-masing.. mungkin persoalan identitas ya..?
tetapi yang menjadi persoalan, kawanku tidak tidak cukup menjelaskan sampai kapan kesabaran itu harus dipertahankan dan dalam batasan mana?
kata orang: Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id, hal. 95)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah….” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:
  1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
  2. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah
  3. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Di dalam Taisir Lathifil Mannaan Syaikh As Sa’di rahimahullah menyebutkan sebab-sebab untuk menggapai berbagai cita-cita yang tinggi. Beliau menyebutkan bahwa sebab terbesar untuk bisa meraih itu semua adalah iman dan amal
Di samping itu, ada sebab-sebab lain yang merupakan bagian dari kedua perkara ini. Di antaranya adalah kesabaran. Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala, “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS. Al Baqarah [2]: 45).
Yaitu mintalah pertolongan kepada Allah dengan bekal sabar dan shalat dalam menangani semua urusan kalian. Begitu pula sabar menjadi sebab hamba bisa meraih kenikmatan abadi yaitu surga. Allah ta’ala berfirman kepada penduduk surga, “Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian.” (QS. Ar Ra’d [13] : 24).
Allah juga berfirman, “Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka.” (QS. Al Furqaan [25] : 75).
Selain itu Allah pun menjadikan sabar dan yakin sebagai sebab untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal agama. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala, “Dan Kami menjadikan di antara mereka (Bani Isra’il) para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan titah Kami, karena mereka mau bersabar dan meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah [32]: 24) (Lihat Taisir Lathifil Mannaan, hal. 375)

sementara itu seorang kawan chinese pernah mengajari aku.. wan kalo tinggal di situ tidak ada kemajuan mah pindah aj dari situ teh.. sayah juga dulu dagang di depan lapangan zipur ga maju-maju trus 10 tahun yang lalu memutuskan pindah ke sini, ke jalan kecil yang malah menghasilkan kemakmuran lebih banyak.
sepertinya aku harus mulai memutuskan apakah dunia membutakan aku atau dunia menjadi jalanku?

Lapar

oleh Darmawan Soegandar pada 03 November 2010 jam 23:47

ada tiga hal dari 7 hal ajaran budha yang di tekankan ibu padaku sewaktu kecil:
  1. tidak boleh berbohong
  2. tidak boleh mencuri
  3. tidak boleh bicara kasar sama orang tua
maka hidup kita akan lebih tentram katanya.. tetapi bagai mana ketika lapar mulai menyerang? apakah rule no1 dan no2 boleh kita tabrak? kenapa boleh? kenapa juga tidak boleh? kapan boleh? kapan tidak boleh?
pertanyaan yang awalnya sederhana akan menjadi sulit, jika kita tak sekedar membawa tubuh yang kita jiwai.. bagaimana dengan tubuh lain yang kita jiwai, jika mereka bilang lapar? maka sebagai laki-laki yang dipercaya menjadi imam bagi anak-anak matahariku, pertanyaannya menjadi tidak sederhana lagi.. jawabannya tidak sederhana lagi. pun begitu saya yakin jika pertanyaan ini menimpa anda!
oleh karena itu saya pernah sampai pada pikiran; memaklumi mereka yang memilih propesi sebagai om pencuri, om pencoleng, om copet, om penyeprit dll yang mengambil haknya yang belum sempat diberikan.. apalah bedanya sama om mentri, om gubernur, om bupati, om walikota, om kepala ... sampai cuma sekedar om gayus yang cuma pelaksana penerima berkas?! yang sekarang banyak lagi nginep di penjara gara-gara korupsi! sama-sama nyolong kan? cuma lebih keren dikit aja.. pas di pengadilan didampingi pengacara yang dibayarnya perjam $... sementara om yang sebelumnya cuma didampingi pengacara gratisan itupun kadang.. seringnya ya.. sendirian ngehadapi om jaksa tanpa pengetahuan hukum sama sekali. coba deh kita pikir.. apa ga ngerusak rasa kemanusiaan kita, kalo si om koruptor bisa bebas malah sebelum masuk pengadilan, trus kita yang cuma nyolong dikit-dikit dipenjara brapa tahun,, digebukin lagi.. hahaha MAKANYA JANGAN NYOLONG! karena persoalannya bukan soal kecil apa besar, nyolong langsung dari saku orang atau nyolong uang negara. yang sebenarnya uang dari saku orang juga (kan dari pajak, APBN/APBD kita dibangun?) kalo nyolong ya nyolong! kan saya cuma bilang bisa memaklumi.. bukan membenarkan?!
walau bagaimanapun; ketika lapar menyerang kita, maka adalah hal yang mudah buat kita untuk bilang ya.. TAHAN AJA! tapi jika itu menimpa tubuh lain yang kita jiwai.. tampaknya kita tidak bisa berikan jawaban sebodoh itu! tapi untuk nyolong trus digebukin? haha kayanya bentar dulu.. kan lebih enak kalo nyolong trus lolos dari jeratan hukum? haha jawaban yang sama bodohnya.. tapi setiap alternatif harus kita pertimbangkan kan?
Anak-anak Matahariku Apalah Aku???

Perbaikan

oleh Darmawan Soegandar pada 07 November 2010 jam 7:14




"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan yang saleh dan berkata. "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" Fushilat: 33

dari sinilah aku ingin kita memulai perbaikan ini, memperbaiki betapa buruknya aku mengelola keluarga kita. memperbaiki betapa buruknya kita dalam membuat skala prioritas dalam memandang setiap masalah. kita tidak memiliki tool setfocus yang mantap. sehingga kita sering terpenjara dalam menentukan apakah sesuatu itu penting, perlu, atau cuma sekedar ingin? dari sinilah aku pikir kesalahan kita berawal. kita sama sekali tidak punya focus yang jelas ketika perintah setfocus diberikan dalam loop yang seringkali kita berikan. bagai mana kita tahu apa yang salah kalau kita tidak punya standar penilainyannya, bagaimana kita tahu dimana salahnya kalau kita tidak mendefinisikan dengan jelas mana titik nol kita? yang karenanya kita bingung apakah kita berada koordinat negatif atau positif pada setiap vector di garis hidup kita?
maka aku putuskan mulai sekarang dan hari-hari yang akan datang, "pada Tuhanlah, nol aku tetapkan!"  betapa bangga aku akan berceritra pada setiap engkau bahwa aku telah menyerahkan diriku pada Tuhanku, dan tak lagilah aku takut pada setiap engkau yang mempersiapkan diri menjadi aral di depanku, menjadi kerikil di setiap sepatuku, menjadi musuh disetiap jalanku.. aku tidak takut lagi! kau terlalu kecil, kau terlalu kerdil untuk menjadi lawan Tuhanku. karena Tuhankulah sang Maha itu!
langkahku kedepan kemudian memang menjadi ringan.. ringan sekali malah. aku menjadi tak lagi perduli bahwa langit telah mendung menghitam karena aku yakin Tuhan akan memayungiku, aku tak perduli lagi defisit anggaran di pembukuan keuangan yang di tulis anakku karena aku yakin Tuhan akan membuka seluruh pintu rizkinya tanpa kecuali bagiku dan anak-anakku! aku yakin, dan karenanya haruslah aku memulai hari-hari yang akan datang dengan keyakinan.. hinalah aku yang menghamba menghina diri, karena aku punya Tuhan yang maha sabar mendengan aku merinci kebutuhan hidupku dan anak-anakku!


berikutnya pembukuan; buku kecil ini aku mulai rapihkan.. biarlah jika engkau tak berniat berubah.. tapi aku dan anak-anakku paham hari esok tak layak kami jual untuk kesenangan sesaat hari ini. kami paham betul efesiensi akan memberikan efektifitas pada tujuan kami, masa depan. biarlah kami pada hari-hari ini mentasbihkan hidup kami pada kesederhanaan, karena kami akan menjualnya nanti dengan masa depan. biarlah buku kecil ini menjadi saksi betapa hebatnya kami dalam efesiensi anggaran kami.
anak-anakku bersiaplah.. tak lama lagi yang kalian beli dengan deposito berjangka itu akan kita petik! bersabarlah karena Tuhan melihat betapa bangganya kalian atas setiap penghematan besar-besaran yang dengan bangga kalian lakukan!

karena lihatlah ayat lengkapnya; "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?". Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang diantara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar". Fushilat: 33-35

Melompat ke Masa Depan

oleh Darmawan Soegandar pada 08 November 2010 jam 22:49

 sewaktu kecil dulu, detik-detik menjelang lebaran selalu menjadi detik-detik yang paling mendebarkan. kadang lucu kalau sudah ingat bagaimana baju lebaran sudah di coba berulang kali, seakan takut lebaran tak jadi tahun ini. kadang pengen ketawa setiap kali ingat beberapa kerabat sampai memakai sepatu atau sandal lebarannya sambil tidur di malam takbiran, seakan-akan takut ketinggalan ke lapangan untuk shalat ied. sepertinya ini pengalaman setiap anak kecil, anakku juga kurang lebih sama.. kalau mereka lebih parah.. baju lebaran sampai di pake photo dulu padahal lebaran masih sebulan lagi :).
tapi itulah memang perasaan yang diderita seseorang yang sedang menunggu saat-saat yang diangggap penting dalam hidupnya. seperti halnya aku saat ini. ketika harapan, cita-cita dan mimpi sudah tak lagi jelas sekatnya. semua perasaan memang akhirnya bercampur. kata seorang kawan, jangan bermimpi kalau bercita-cita boleh! maaf, saya agak berselisih paham dengan anda. bagi saya cita-cita itu diukur sesuai apa yang layak untuk kita, sementara saya butuh target yang membuat saya bersemangat lebih dari sekedar apa yang layak saya terima. saya tidak mungkin sekedar puas pada apa yang saya layak terima, karena akan membuat saya mati jauh dari waktunya. mimpi membuat saya melambung jauh bahkan dari ekspektasi saya sendiri, saya sering bilang pada setiap orang; "kalau saya bermimpi menggapai langit, kalau lah mentok ya sampai langit-langit.. kalau saya bermimpi menggapai langit-langit, kalau lah mentok apa perlu saya terbentur ubin lantai?"
saya termasuk diantara banyak orang yang percaya, mimpi bukanlah sebuah kesombongan (baik diucapkan maupun tidak). kesombongan dan mimpi membuat saya terus bergerak, berlari.. karena menganggap kesombongan dan mimpi itu sebagai target yang harus dicapai dengan waktu yang jelas! saya memang tidak bercita-cita menjadi orang besar, tapi saya tahu, saya tidak bercita-cita menjadi orang yang kecil dan mengkecilkan diri dengan harapan-harapan kecil.
tantangan? hambatan? ah.. itu mah lumrah! ada ilustrasi kecil; "dulu ketika saya dan anak sulung saya jatuh dari motor, di perjalanan tasik-bandung, sampai dijahit kepalanya. mertua saya sampai mewanti-wanti supaya jangan naik motor lagi.. apalagi sampai bawa anak segala! saya ingat si mamah ditasik waktu itu bilang, wan kalau kepala mau kebentur mah lagi di rumah tiduran trus jatuh dari tempat tidur.. kan kebentur juga..?"
jadi kenapa tantangan, hambatan.. membuat saya surut? kalau niat mah lagi diem juga kita bisa dapat masalah kan? tentu kita harus berhati-hati dalam melangkah, tapi bukan berarti jadi penakut, trus takluk untuk mengambil keputusan! jadi bagi setiap engkau para petarung; Bermimpilah! jauh kelangit! bertarunglah dengan energi yang terbaik! dan kita pasti menang! lalu bercerita pada setiap engkau,diriku didepan cermin, akulah pemimpi yang menang itu! Insya Allah, amien ya Rabb, Ya Rabbal alamin.

 

dalam menunggu esok! 22.45

Terlambat

oleh Darmawan Soegandar pada 09 November 2010 jam 23:43


membaca pengumuman seleksi beasiswa the habibie center periode april 2009, jadi malu.. lihatlah tanggal kelahiran para kandidat doktor ini 1980 - 1984 yang termuda! walaupun kalau lihat periode novembernya banyak juga para veteran kelahiran 1976an haha sama persis seperti aku! kalau lihat debat calon walikota tangsel trus lihat neng airin berdebat.. muda amat? emang mampu di usia itu mengontrol emosi diri agar mampu mengontrol masyarakat yang lebih luas? tapi terobati juga kalau lihat pa OC kaligis yang masih bersemangat mendaftar menjadi ketua KPK. kalau lihat si BAIM yang kecil-kecil sudah berkarya.. waduh, kapan aku? walaupun ya.. kekecewaan terobati oleh polah lucu nenek komedian di american got talent yang memulai karir justu di usia yang sangat uzur!
jadi seberapa terlambat aku? seberapa terlambat kita? ketika teman2 seangkatan di IKIP bandung 1994 sudah jadi PNS eh saya baru daftar kemaren-kemaren? ketika teman2 rata-rata sudah golongan III/c - III/d hampir IV/a wah kapan aku? coba lihat teman2 seangkatan di foto keluarga yang di tampilkan? betapa mapan? trus bagai mana aku?
ketika aku mencoba meningkatkan kecepatan, ternyata tak semua gerbong bisa ku tarik! gerbong-gerbong di belakang itu.. yang mempercayakan aku menjadi lokomotifnya.. masa harus aku tinggalkan? bodoh sekali? karena masa lalu lah yang membentukku, yang kemudian memberikan pemahaman yang cukup bagiku betapa terlambatnya aku?! tak lucu tentu saja, jika aku berlari jauh lebih cepat dari bayanganku, karena ketika bayangan telah berpisah dari raga tentu orang juga akan lari meninggalkanku (soalnya kalo orang ga punya bayangan, cuma vampir, setan dan kawan-kawan kan? hahaha) bayangankulah yang membuat aku ada, karena kesetiaanyalah membuat aku dianggap hidup sampai saat ini.
hmm.. aku harus berpikir lebih keras.. terlambat kah aku? terlambatkah kita? atau sudah uzurkah kita sehingga kita putuskan malas untuk mengejar? dan tentu harus di pastikan apakah standar keterlambatan harus melulu di ukur dengan SI bernama Duniawi? atau dengan blagu kita bilang kita cuma kejar SI akhirat? sepertinya apapun keputusan ku, keputusan kita, kita patut malu atas ketertinggalan kita, keterlambatan kita dari mereka; para pemenang yang sudah lebih dahulu berdiri di podium dan mengenang kerja kerasnya mencapai puncak. selanjutnya keputusan kita; "layakkah kita berbagi podium dengan mereka, atau cukup bertepuk tangan dan berbasa-basi mengucapkan selamat?!"  dan tanpa malu berdiri di depan pintu rumah-rumah para pemenang memungut sedikit remeh kemenangan mereka, menjadi benalu dari pohon keberhasilan mereka, menjadi alasan runtuhnya amal mereka yang terpaksa menolong kita?
mungkin inilah saatnya kita bilang; kita lelah menengadah.. menunggu para pemenang ada cukup waktu membagikan zakat kemenangan mereka, mungkin inilah waktunya kita bangkit, berlari, dan seberapa sakitnyapun kalau perlu merangkak! mencoba meraih kemenangan kita sendiri. mungkin inilah waktu yang kita punya.. walau sekedar kerlip lilin menjelang padam.. yang mencoba berbinar menatap masa depan untuk terakhir kalinya... mungkin inilah waktu yang tepat berikrar dengan seluruh gerbong dibelakang kita "BERTAHAN KALAU PERLU SAMPAI MATI" dari pada mesti mempermalu diri!
Ayo bertahan! sudah itu Bangkit! kalau kalah? biarlah kain kapan yang menjadi selimut kebanggan kita!

Menjelang hari-hari Terakhir..

oleh Darmawan Soegandar pada 21 Desember 2010 jam 21:46

Ketika Minamoto no Kuro Yoshitsune berkata: "Semua orang menentang aku. Mana bisa aku pergi? Kalau aku menahan diri, pasti akan membuat lega semua orang.." Lalu Satou Tsugunobu bertanya," Apa boleh begitu?".
Mungkin setelah ini, Aku akan hidup dalam penyesalan. Tapi demi semua orang, itu tidak masalah.. bisik Ushiwaka. Hidup dalam penyesalan...
...
Apa yang kita mimpikan, seolah-olah aku hidup hanya untuk menyiapkan diri demi mewujudkan impian. Tapi, jika impian itu membuat semua orang sedih, lebih baik kurelakan saja. Lebih baik kubuang semua impianku dan menahan diriku...
Tapi seseorang menampar pikiranku:
" Salah! itu salah Tuan! Tidak sepantasnya anda membuang segalanya demi orang lain! Tidak baik terus menyesal seumur hidup, hanya demi membuat orang lain merasa lega! Tidak ada yang mengharapkan anda berbuat seperti itu! Anda tidak perlu sengsara demi orang lain! Lakukan semua yang anda inginkan! Hiduplah sesuai kata hati, tanpa terikat apapun!!
Lalu bagaimana dengan diriku sendiri?! Aku tidak pantas berbicara begitu pada orang lain!

21:44, 21/22/2010
dalam sakit kepala yang maha.. menentukan masa depan.. kemana aku mesti berpaling? sumpah-setiaku? atau sumpah-sayangku pada Anak-anak Matahariku?

Arah Perjuangan Kita

oleh Darmawan Soegandar pada 24 Desember 2010 jam 19:00
 D-6
2011 hampir menjelang..
apa sumpah kita tahun depan itu? apakah kita akan membiarkan diri kita seperti air mengalir (seperti yang selalu ibu ku paksakan kepadaku?) atau kah kita akan terus bergerak meraih mimpi seperti lagu kebangsaan para petarung?
J-Rocks Meraih Mimpi
mari berlari meraih mimpi
menggapai langit yang tinggi
jalani hari dengan berani
tegaskan suara hati
kuatkan diri dan janganlah kau ragu
tak kan ada yang hentikan langkahmu
Reff : ya..ya..kita kan terus berlari
ya..ya..tak kan berhenti di sini
ya..ya..larilah meraih mimpi
ya..ya..hingga nafas tlah berhenti
ku akan bertahan
hadapi rintangan
perlahan-lahan dan menang
jalani hari dengan berani
tegaskan suara hati
kuatkan diri dan janganlah kau ragu
tak kan ada yang hentikan langkahmu
tak ada yang tak mungkin’
bila kita yakin
pastilah engkau dapati

ibuku bilang meraih mimpi itu penuh resiko wan... mungkin di usia senja, ibu takut. jika aku tersandung jatuh kembali siapa yang akan memapahku berdiri tegak kembali? ibu mungkin lupa aku masih punya istri, anak-anak, sahabat sejati (yang jauh dari niat menusukku dari belakang) mungkin ibu sudah lupa..
bu, maaf mimpiku belum lagi kuraih, kalau lah aku akan menjadi air, aku akan menjadi air yang bergerak masif dengan arah yang jelas; ARAHKU!