Kelemahan manusia yang paling ditakuti terutama oleh kaum
perempuan adalah menua. Sedangkan dua kata lanjutannya paling ditakuti
kaum adam (menua dan mati). Kenapa kita seringkali takut pada menua dan
mati? Bukankah lebih menakutkan jika kita tak tua-tua dan tak mati-mati.
Coba bayangkan jika kita menjadi manusia yang tak tua-tua? atau tak
juga mati? padahal teman-teman sepermainan kita sudah jauh lebih dahulu meninggalkan kita?
Bukankah yang paling menakutkan justru sepi? kesepian? Rasanya saya
ingat betul pertama kali mengajar dulu, ada mahasiswa yang
memperkenalkan anak gadisnya kepada saya. (hahaha dia sangka saya belum
menikah???). Begitu kaget si Mahasiswa ini ketika saya bilang bahwa saya
sudah menikah dan punya 4 orang gadis kecil di rumah? ^_^ Rasanya ingin
ketawa ketika ingat dulu banyak mahasiswa menyebut saya dosen muda.
hahaha (kok ngga ada istilah dosen tua ya?).
Rasanya baru
kemarin saya mengajar di SMA Darul hikam. Waktu itu saya masih 18 tahun,
tahun pertama pernikahan saya (saya menikah di usia 17 tahun). Sekarang
usia sudah 36 tahun, dan rambut pun sudah beruban banyak. Rasanya
kaget... perasaan baru kemarin ikut prajabatan CPNS? wah... waktu
berlari sementara saya cuma ngorondang? (ngorondang = merangkak)? Betapa
konsistennya sang waktu? rasanya akan aneh justru jika waktu korupsi
memperpendek detik, menit atau jam?
Tetapi pertanyaan pokoknya
adalah apa yang mau kita lakukan dalam waktu yang mungkin masih tersisa?
Lebih bikin tersudut lagi jika kita di tanya: apakah sisa waktu ini
akan kita gunakan untuk sepenuhnya membahagiakan anak-anak kita? atau
membahagiakan diri sendiri dan berharap anak-anak ikut senang? (hahaha
pikiran bodoh???)
Yang jelas, waktu terus bergerak, sementara kita masih mematung... ragu hendak memutuskan apa? hendak melakukan apa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar