apa itu kehormatan?
orang akan menjelaskan dari berbagai
dimensi, ketika di tanya pada pertanyaan yang sama. semua dengan dasar
argumen yang berbeda. dengan asumsi dan basic pengetahuan yang berbeda.
orang akan menjawab dengan tingkat objektifitas dan subjektifitas yang
kita akan terkaget-kaget sendiri. karena pada waktu orang ditanya
sesuatu yang menyangkut palsapah hidup, maka relatif yang pertama kali
orang lakukan adalah "menduri landak" mempersiapkan setiap duri yang ada
dalam tubuh kita, membentengi diri, mempertahankan eksistensi setiap
pribadi. dan hal itu tentu lumrah adanya.
kita memang terlahir untuk di hantam keadaan, keadaan yang kita ciptakan sendiri atau keadaan yang diciptakan orang lain.
kenapa ada keadaan yang kita ciptakan sendiri?
relatif
dari kita tentu punya keinginan, sebagai basic dari keadaan manusia
hidup. karena ketika kita berhenti berkeinginan maka hakikatnya kita
telah mati. dalam proses pemenuhunan keinginan itu, kita sebagai manusia
berakal akan berstrategi, mempersiapkan rencana terbaik, kemudian
melaksanakannya dengan segenap kemampuan. dari rangkaian pemenuhan itu,
kita akan berhadapan dengan kenyataan bahwa; semakin besar keinginan
kita maka makin besar pula hantaman yang akan kita dapat. janganlah
kemudian kita bermimpi; angin datang sepoi-sepoi ketika kita mengarungi
samudra mencapai pantai harapan. jangan pernah bermimpi sebodoh itu!
jadi ketika kita berhadapan dengan ombak setinggi angkasa, petir yang
membutakan, hujan batu dalam setiap senti.. jangan mengeluh! banggalah
kita seharusnya! karena sebentar lagi badai akan berakhir, dan lihatlah
di depan itu.. langit indah dengan cerahnya! tetapi alangkah bodohnya
kita jika kita melihat jauh di kaki bukit orang bahagia dengan
tenangnya.. tak satupun badai menghampirinya tak satupun petir
memekakkan telinganya.. bodohlah kita kalau berpikir seperti itu.. tentu
saja begitu karena kita sebentar lagi mencapai puncak gunung.. dan
mereka... jauhhh di kaki gunung sana!
pernah ada cerita bodoh
sampai ke telingaku: di suatu masa.. di negeri antah berantah. ada
seorang yang tiap hari memancing ikan, jalan-jalan tidak tentu arah..
ketika dia ditanya orang "kok bisa hidupnya santai-santai begitu, ayo
dong kerja keras seperti yang lain?" orang itu menjawab dengan tenang
"apa itu hakikat bekerja keras?" yang bertanya menjelaskan "bekerja
untuk hari esok agar kita bisa menikmati
hari tua.. bersantai.."
kemudian orang yang di tanya pun membalas "kalau saya bisa menikmati
kesantaian itu hari ini.. kenapa saya harus menunggu esok.. jauuuuh di
masa tua yang belum tentu saya alami.. karena mungkin saja saya mati
besok?" haha kita tentu mahpum dengan cara berpikir model begini.. dan
hanya setiap kita yang layak mencapai puncak lah yang dengan santai bisa
menjawab pertanyaan seperti ini!
keadaan yang di ciptakan orang lain?
kenapa
ada? jawabannya sangat sederhana.. mereka yang jauuuuuh di kaki gunung
itu, kaget. terperangah.. begitu sadar betapa dekatnya kita dengan
puncak gunung. sementara dia ada jauh di belakang kita! dia berpikir
keras.. apa yang bisa dia lakukan..? berlari sekuat-kuatnya? wah....
kemudian terlintas di kepala mereka "kalau saja puncak gunung itu tidak
ada???" dari logika picik itulah mereka memulai.. maka dengan segala
daya mereka akan gerogoti kaki gunung tempat mereka berpijak. mereka
keruk dengan mesin yang bisa mereka bayar, mereka kalau perlu mengeruk
kaki gunung dengan tangan berdarah-darah. yang penting dalam kepala
mereka kita jangan sampai ke puncak gunung emas itu!
para petarung!
bersiaplah
mencapai puncak.. karena bodohnya mereka! jika mereka terus keruk kaki
gunung tempat mereka berpijak.. dimana mereka akan berpijak?? dan
bodohlah mereka karena makin dalam mereka mengeruk.. makin besar
kemungkinan mereka tertimbun longsor.. longsor kemenangan kita!
biarlah
para pecundang yang panik itu. biarlah mereka panik melihat kita yang
makin mendekati puncak! biarlah kita akhirnya menang!
itulah makna
kehormatan.. kita boleh berkeinginan setinggi langit! buang jauh-jauh
memasang target di langit-langit! tapi.. ketika kita berusaha mencapai
puncak langit itu.. janganlah kita halalkan segala cara. apalagi dengan
cara menumpahkan kebencian kita pada orang yang menggapai langit!
kalaulah langit ingin kita raih.. raihlah dengan kemampuan terbaikmu!
bukan dengan cara meruntuhkan langit..
kepada setiap kamu!
hormatilah dirimu dengan menghormati kemanusiaanmu!
karena ketika kau telah menjadi manusia..
maka terhormatlah kamu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar