@auli Mega Wardhani Darmawan
Kemarin-kemarin ayah sering cerita sama ibu: betapa ayah ingin seperti orang kebanyakan, yang mulai bekerja dari subuh berangkat kerja dan pulang sekitar jam 21.00 Seperti apa yang sudah dilakukan oleh beberapa saudara ayah-ibu. Terus terang awalnya.. ukurannya.. murni uang-materi. Kemudian bergeser pada persoalan keterampilan dan kepakaran yang selama ini sudah dipupuk bertahun-tahun. Mungkin, karena ayah dan ibu berdoa terlalu sering, akhirnya Allah mengabulkan. Mega bisa lihat, hampir setiap minggu ada saja orang yang belajar ke rumah dari pagi jam 09.00 sampai malam, bahkan kadang sampai jam 24.00 kan? Mega bisa lihat, ayah serius mengajar, sampai banyak murid ayah yang malu sendiri minta pulang karena melihat ayah masih semangat mengajar padahal sudah lebih dari 12 jam!
Kemarin-kemarin ayah sering cerita sama ibu: betapa ayah ingin seperti orang kebanyakan, yang mulai bekerja dari subuh berangkat kerja dan pulang sekitar jam 21.00 Seperti apa yang sudah dilakukan oleh beberapa saudara ayah-ibu. Terus terang awalnya.. ukurannya.. murni uang-materi. Kemudian bergeser pada persoalan keterampilan dan kepakaran yang selama ini sudah dipupuk bertahun-tahun. Mungkin, karena ayah dan ibu berdoa terlalu sering, akhirnya Allah mengabulkan. Mega bisa lihat, hampir setiap minggu ada saja orang yang belajar ke rumah dari pagi jam 09.00 sampai malam, bahkan kadang sampai jam 24.00 kan? Mega bisa lihat, ayah serius mengajar, sampai banyak murid ayah yang malu sendiri minta pulang karena melihat ayah masih semangat mengajar padahal sudah lebih dari 12 jam!
Tapi...
Sebagaimana lajimnya manusia normal.. dalam diskusi ayah dan ibu sampai pada kesimpulan bahwa: mungkin bukan seperti ini yang dimaksud ayah sama ibu dalam do'a-do'a yang selama ini dipanjatkan. Mungkin ayah dan ibu kurang "jentre" menjelaskan keinginan ayah dan ibu pada Allah. Ayah masih merasa hidup ayah terlalu santai, dalam sebulan paling hanya 2-4 hari ayah kerja full dari jam 05.00 sampai 24.00 pekerjaan pokok PNS ayah memang hanya mewajibkan kerja 5 hari kerja, dan hanya berapa jam kantor. Masih banyak sisanya, lalu datanglah pekerjaan pelayanan publik yang menyita waktu ayah hampir 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Kalau soal honor? hehehe kecil banget ga.. kalau soal beramal? wah jangan tanya 'ga ^_^ pekerjaan pelayan publik itu sulit untuk berikhlas-beramal. Kalau yang dilayani tidak lengkap data-berkas... kita harus sabarrrrrr menunggu seakan itu berkas persoalan hidup dan mati kita. Dan... ketika kita yang sedikit terlambat karena kita juga tergantung pada kecepatan orang lain... kita juga harus kembali bersabarrrrrr dimaki-maki untuk keterlambatan yang bahkan bukan keterlambatan kerja kita hehehe menjadi pelayan publik model gini emang bikin ga enak hati. Berharap honor.. jelas ngga imbang.. berharap ikhlas.. kadang juga ngga adil. Jadi jelas, bukan sibuk model ini yang ayah minta sama Allah. ^_^
Kemudian...
Kesempatan baru datang, persis sesuai dengan Do'a: Sibuk full dari jam 05.00 s.d 21.00 dari jam 05.00-14.00 jadi PNS yang sering kali lebih banyak sibuk bengong hahahaha dan dari jam 14.00-15.00 ayah diperjalan, 15.00-17.00 sibuk mengajar Komputer, 17.00-18.00 ayah diperjalanan, 18.00-21.00 ayah mengajar lagi.. akhirnya mengajar Politik-Ekonomi-Bisnis. Rutinitas yang Full senin-Jum'at dan Sabtu-minggu full mengajar dari jam 08.00 sampai 21.00 Akhirnya ga.. waktu sudah sama dengan kesibukan.. kesibukan sudah sama dengan kesenangan yang diimpikan.. dan kompensasi yang sangat layak sebagai bonusnya. Cita-cita ayah tercapai juga. Perjalanan yang panjang.. sangat panjang.
Nah, ga.. @aulia Mega Wardhani Darmawan
Ayah senang mega sibuk di kampus, dari pagi kan? jam 07.00 sudah berangkat... mega pulang rata-rata jam 21.00 sibuk sekali ga? apa ngga cape? ayah bukan melarang, ayah hanya khawatir... Insya Allah ayah mau belikan kamu sesuatu biar ngga terlalu cape (itupun gara-gara ayah kesel kamu ngga mau juga pake si Vega). Pesan ayah ga.. aturlah waktu, jangan diatur oleh waktu! Sibuk lah di waktunya, santai lah diwaktunya pula. Sekali-kali pastikan mega tetap belajar serius, tugas mega kuliah kan belajar? Ayah menaruh harapan besar. Obrolan kita tadi pagi.. sebetulnya sudah lama ayah diskusikan sama ibu. Mega boleh pulang sampai jam 21.00 tapi mulai Januari rencana sekolah kita, mega mengambil sarjana kedua harus terlaksana ga. Biar lengkap pendidikan mega, Sains Terapan di Teknik Bisnis Garmen dan diperkuat di Manajemen Keuangan kan bagus ga? ga sia-sia pulang malam (bukan soal gelar mega yang jadi keren Aulia Mega Wardhani Darmawan, S.Teks.,SAB hahaha ngga lah... jangan kampungan! ngomong gelar hari gini tuh kampungan ga!). Bukan berarti mega ngga boleh ikut UKM gitar dan menyanyi... tapi rasanya ga... masa itu sudah lewat, di SMA kemarin dulu... ga masa kuliah itu pendek... hati-hati...
Sebagaimana lajimnya manusia normal.. dalam diskusi ayah dan ibu sampai pada kesimpulan bahwa: mungkin bukan seperti ini yang dimaksud ayah sama ibu dalam do'a-do'a yang selama ini dipanjatkan. Mungkin ayah dan ibu kurang "jentre" menjelaskan keinginan ayah dan ibu pada Allah. Ayah masih merasa hidup ayah terlalu santai, dalam sebulan paling hanya 2-4 hari ayah kerja full dari jam 05.00 sampai 24.00 pekerjaan pokok PNS ayah memang hanya mewajibkan kerja 5 hari kerja, dan hanya berapa jam kantor. Masih banyak sisanya, lalu datanglah pekerjaan pelayanan publik yang menyita waktu ayah hampir 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Kalau soal honor? hehehe kecil banget ga.. kalau soal beramal? wah jangan tanya 'ga ^_^ pekerjaan pelayan publik itu sulit untuk berikhlas-beramal. Kalau yang dilayani tidak lengkap data-berkas... kita harus sabarrrrrr menunggu seakan itu berkas persoalan hidup dan mati kita. Dan... ketika kita yang sedikit terlambat karena kita juga tergantung pada kecepatan orang lain... kita juga harus kembali bersabarrrrrr dimaki-maki untuk keterlambatan yang bahkan bukan keterlambatan kerja kita hehehe menjadi pelayan publik model gini emang bikin ga enak hati. Berharap honor.. jelas ngga imbang.. berharap ikhlas.. kadang juga ngga adil. Jadi jelas, bukan sibuk model ini yang ayah minta sama Allah. ^_^
Kemudian...
Kesempatan baru datang, persis sesuai dengan Do'a: Sibuk full dari jam 05.00 s.d 21.00 dari jam 05.00-14.00 jadi PNS yang sering kali lebih banyak sibuk bengong hahahaha dan dari jam 14.00-15.00 ayah diperjalan, 15.00-17.00 sibuk mengajar Komputer, 17.00-18.00 ayah diperjalanan, 18.00-21.00 ayah mengajar lagi.. akhirnya mengajar Politik-Ekonomi-Bisnis. Rutinitas yang Full senin-Jum'at dan Sabtu-minggu full mengajar dari jam 08.00 sampai 21.00 Akhirnya ga.. waktu sudah sama dengan kesibukan.. kesibukan sudah sama dengan kesenangan yang diimpikan.. dan kompensasi yang sangat layak sebagai bonusnya. Cita-cita ayah tercapai juga. Perjalanan yang panjang.. sangat panjang.
Nah, ga.. @aulia Mega Wardhani Darmawan
Ayah senang mega sibuk di kampus, dari pagi kan? jam 07.00 sudah berangkat... mega pulang rata-rata jam 21.00 sibuk sekali ga? apa ngga cape? ayah bukan melarang, ayah hanya khawatir... Insya Allah ayah mau belikan kamu sesuatu biar ngga terlalu cape (itupun gara-gara ayah kesel kamu ngga mau juga pake si Vega). Pesan ayah ga.. aturlah waktu, jangan diatur oleh waktu! Sibuk lah di waktunya, santai lah diwaktunya pula. Sekali-kali pastikan mega tetap belajar serius, tugas mega kuliah kan belajar? Ayah menaruh harapan besar. Obrolan kita tadi pagi.. sebetulnya sudah lama ayah diskusikan sama ibu. Mega boleh pulang sampai jam 21.00 tapi mulai Januari rencana sekolah kita, mega mengambil sarjana kedua harus terlaksana ga. Biar lengkap pendidikan mega, Sains Terapan di Teknik Bisnis Garmen dan diperkuat di Manajemen Keuangan kan bagus ga? ga sia-sia pulang malam (bukan soal gelar mega yang jadi keren Aulia Mega Wardhani Darmawan, S.Teks.,SAB hahaha ngga lah... jangan kampungan! ngomong gelar hari gini tuh kampungan ga!). Bukan berarti mega ngga boleh ikut UKM gitar dan menyanyi... tapi rasanya ga... masa itu sudah lewat, di SMA kemarin dulu... ga masa kuliah itu pendek... hati-hati...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar