Sabtu, 26 Februari 2011

Menjadi Guru

kemarin siang teman seangkatan melamar ke bank syariah mandiri tilp  "pa, ini pa darmawan yang melamar ke bank syariah mandiri" dst pembicaraan berlanjut ketika akhirnya saya tahu bahwa tidak hanya saya yang mempertaruhkan masa depan dengan keluar dari pns Kemenang untuk berburu masa depan, masa depan anak-anak matahariku..
si teman ini ini juga ternyata karyawan BRI dengan masa kerja yang lumayan panjang. kalau tidak salah ingat dia bilang sudah 8 tahun mengabdi di BRI. dia tanya "giman pa, sudah ngajuin pensiun dini? " pertanyaan yang juga di ajukan pada dirinya sendiri, karena dia juga berterus terang ragu untuk keluar dari BRI. cita-cita dia keluar dari BRI sederhana saja "ingin berbakti untuk syariah" katanya.
trus.. aku jadi berpikir juga.. kalau aku keluar dari Kementrian Agama atas cita-cita apa? padahal cita-cita sejak awal kan jadi guru? dan sudah pasti di Bank Syariah Mandiri tidak mungkin jadi guru? hmm kepala ini masih berharap sebenarnya.. Kemenag mengabulkan permohonan yang sudah 4 tahun di ajukan.. mutasi ke fungsional guru. kesepakatan sama istri pun seperti itu, jika ternyata Kemenag mengabulkan permohonan mutasi ke fungsional guru.. ya sudah rencana berbakti di Bank Syariah Mandiri batal.
kadang suka jadi sedih.. kalau lihat rekan-rekan guru yang bekerja asal-asalan.. tanpa visi yang jelas tentang masa depan murid-muridnya mau di bawa kemana.. akhirnya rekan-rekan ini pun tak punya program dan agenda yang terstruktur.. paling banter ya hanya sekedar mengikuti kemana angin bertiup,, kemana air mengalir.. sayang sekali.. padahal di luar sana..... begitu banyak orang yang ingin jadi guru dan mempersiapkan diri dengan setumpuk rencana dan idealisme.. cita-cita mengantarkan murid-murid menjadi orang yang lebih baik dari dirinya.
pernah suatu hari.. melihat buku-buku karya mahasiswaku (saya terbiasa melakukan pembelajaran kontekstual berbasis proyek dan salah satunya adalah membuat buku untuk mata kuliah apapun) anakku yang paling besar aulia mega wardhani bilang "yah.. itu mah buku-bukunya lebih bagus dari buatan ayah! haha" katanya. dia pikir saya akan malu kalau di bilang begitu, begitu juga rekan-rekan kerja saya sering berkomentar seperti itu.. padahal ADALAH SEBUAH KEBANGGAAN TERTINGGI BAGI SEORANG GURU JIKA KEMAMPUAN MURIDNYA MELAMPAUI GURUNYA, KARENA BERARTI SANG GURU TELAH BERHASIL MENGAJARI MURIDNYA. dan itulah memang yang selama ini saya lakukan.. saya mengerasi mereka dengan disiplin, visi dan harapan saya.. agar mereka tak jadi arang lalu mendebu.. ketika semester ini hampir berakhir.. dengan bangga saya ingin bilang pada kalian 300-an mahasiswa saya semester ini. SAYA BANGGA MENJADI BAGIAN DARI PROSES BELAJAR ANDA SEMETER INI, saya bangga melihat karya-karya anda yang jauuuuuuh melampaui harapan dan bayangan saya.. SAYA BANGGA BUKAN MAIN, dan saya bahagia menjadi guru anda.. walau tempat kerja resmi saya masih bilang "anda tidak cukup kompeten untuk menjadi guru!"

2 komentar:

  1. Di luar sana masih banyak yang ingin menjadi guru dengan kompetensi yang tinggi sungguh sangat disayangkan bila yang sudah jadi guru menjalankan tugasnya hanya asal-asalan. Oleh karena itu kebijakan pemerintah untuk peinsiun dini bagi PNS yang sudah tidak produjtif sangatlah tepat. (Kalau sudah tidak bisa diperbaiki lagi kan sebaiknya diganti, begitulah logika sederhananya)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul pak, sayangnya jangan kan guru yang sudah jadi dan tidak profesional, guru baru yang masih CPNS pun banyak yg diterima dalam keadaan tidak kompeten. ini karena system kita yang buruk masih memungkinkan "jalur tikus" pada proses rekrutmen guru PNS

      Hapus