Minggu, 12 Mei 2013

Marah


Anger management, judul film yang seringkali bikin aku tertawa tiap kali nonton. kata istriku, aku harus ikut program itu, biar lebih bisa ngatur marah katanya. kalau di pikir-pikir mungkin juga.. soalnya orang seringkali mempotret aku dengan cara demikian.. hehe kayanya mereka blom pernah lihat film ini kayanya..
marah? knapa ya kita mesti marah? knapa juga aku mesti mengidentikan diri dengan ekspresi yang satu ini, padahal; maksudku sama sekali bukan ingin kelihatan pemarah atau baragagah-baragegeh. cuma pengen ngomong lebih jujur aja. tapi resiko yang sering muncul ya... dianggap pemarah.. padahal maksud aku mah cuma pengen nyelesein masalah lebih cepet.. jadi ga pake basa-basi ya... langsung selesein.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh juga mengatakan, “Bukanlah maksud beliau adalah melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan.”
nah kayanya pendapan syaikh yang satu ini ada benernya. soalnya dari keturunan ibu di tasik biasanya kening kita berbulu kaya "monyet" eh mungkin gara-gara gaya pemarah itu ya kepala mulai membotak hahaha jadi kabayang tuh temen-temen aku yang pada botak.. apa mereka lebih pemarah dari aku?
sayangnya orang memang blom bisa membedakan antara pemarah dengan orang yang gaya bicaranya blak-blakan. soalnya tentu kita tau nabi melarang kita marah, yesus malah nyuruh kita kasih pipi sebelah lagi kalo di tempeleng.. Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan, “Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan.” (HR. Thobrani, Shohih).
kita pengen surga kan? tapi sayangnya kita juga mesti belajar jadi orang tegas, ngga sekedar mengikuti kemana angin bertiup. bayangin kalo angin bertiup kejurang? mau ngikut? kalo gaji kita di potong 1/2nya, trus cuekin aja? ya engga lah... bloon amat. tapi kitu mesti bisa ngontrol emosi agar tak jadi amarah. Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia.
ada beberapa tips untuk anger management
  1. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad, Shohih)
  2. Syaikh Wahiid Baali hafizhohulloh menyebutkan beberapa tips untuk menanggulangi marah. Diantaranya ialah:
    • Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”.
    • Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya.
    • Mengambil sikap diam, tidak berbicara.
    • Duduk atau berbaring.
    • Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam keadaan marah.
    • Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan kesalahan orang yang bodoh.
    • Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.
tapi dengan satu kondisi yang pasti sesuai pendapat film anger management; ngga marah juga salah kalau memang mesti marah, yang betul adalah menempatkan dan mengelola marah! Walau bersifat alami dan normal namun marah tidak timbul dengan sendirinya. Ia merupakan respon dari seseorang ketika mendapat ancaman, hal yang membahayakan, kekerasan verbal, perlakukan tidak adil, kebohongan dan manipulasi oleh orang lain. Dengan kata lain marah timbul karena batas-batas emosi yang kita miliki telah terganggu atau terancam. Marah sebenarnya dapat berguna. Karena itu marah konon jangan dipendam sebab akan merusak emosi. Jadi lepas saja asalkan dilakukan dengan wajar dan segera bisa dikendalikan. Di sisi lain marah bisa memotivasi seseorang untuk memecahkan masalah tertentu yang sebelumnya tersembunyi. Mengapa? Karena setelah itu yang bersangkutan segera melakukan evaluasi diri. Marah disini memberi sinyal mana  yang dirasakan sebagai sesuatu yang benar dan mana yang salah. Konflik-konflik secara bertahap bisa diatasi dengan emosi yang tenang.
Apa saja cara mengelola marah secara konstruktif? Yang pertama adalah  menghadapi setiap gangguan yang dapat menimbulkan marah dengan tenang. Ketika itu terjadi segera berupaya meminimumkan kontak dengan orang yang memicu marah. Kalau perlu minta penjelasan dengan baik-baik. Dan tentunya kita sendiri harus siap menanggapinya.
jadi.. kalo perlu marah.. ya marah saja! kalau ngga perlu .. ya jangan.. tapi dengan syarat, jangan juga ngomong di belakang atau malah ngedumel.. hati-hati malah bisa bikin kita stres trus skizo trus masuk RSJ Cisarua deh.. emang tempatnya adem, perawatnya cantik-cantik.. tapi emang mau di pangil gila? hahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar